Minggu, 29 Juni 2008

KHOLIFAH DIPILIH RAKYAT

KHOLIFAH DIPILIH RAKYAT
(Mekanisme Pemilihan Kholifah)

Kedaulatan ada di tangan syariah dan kekuasaan ada di tangan rakyat. Itulah di antara landasan pemerintahan Islam, Khilafah. Karenanya, seseorang akan dapat menjadi pemimpin kaum Muslim (Khalifah) jika diberi mandat kekuasaan oleh rakyat sebagai pemilik kekuasaan tersebut. Di sinilah diperlukan adanya akad antara rakyat dan calon khalifah untuk menjadi khalifah atas dasar ridha dan pilihan, tanpa intimidasi dan paksaan. Allah Swt. melalui Rasulullah saw. telah menggariskan bahwa akad tersebut adalah baiat.

Sebagaimana layaknya sebuah akad, dalam baiat perlu ada ijab (penyerahan) dan qabul (penerimaan). Rasulullah saw. dan para sahabatnya mencontohkan bahwa ijab berasal dari rakyat sebagai pemilik kekuasaan. Calon khalifah mengabulkannya. Ijab-nya berupa penyerahan kekuasaan dari rakyat kepada Khalifah untuk menerapkan Islam dan penyerahan ketaatan mereka kepadanya. Qabul-nya berupa penerimaan hal tersebut oleh calon khalifah.

Banyak hadits sahih yang menjelaskan bahwa seseorang sah sebagai khalifah jika diangkat melalui proses baiat. Para sahabat pun melakukan hal yang sama. Tidak pernah seseorang menjadi khalifah tanpa dibaiat. Abu Bakar menjadi khalifah bukan saat hasil musyawarah memutuskan beliau sebagai khalifah, tetapi setelah beliau dibaiat di Saqifah. Umar menjadi khalifah bukan setelah pengumuman Abu Bakar tentang hasil musyawarah kaum Muslim, melainkan setelah beliau dibaiat. Demikian juga dengan Utsman dan Ali. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa baiat merupakan satu-satunya metode baku (thariqah) pengangkatan khalifah. Sekalipun disetujui mayoritas rakyat atau wakilnya, seseorang belum menjadi khalifah sebelum dibaiat. Begitu juga, kudeta atau sistem putera mahkota bukanlah metode pengangkatan khalifah.

Dua Jenis Baiat
Siapapun yang mengkaji hadis Nabi saw. akan menemukan bahwa baiat terhadap khalifah ada dua jenis: (1) Baiat In‘iqad, yakni baiat yang menunjukkan legalitas orang yang dibaiat sebagai khalifah, pemilik kekuasaan, berhak ditaati, ditolong, dan diikuti; (2) Baiat ‘Ammah/Baiat Tha‘ah, yaitu baiat kaum Muslim terhadap khalifah terpilih dengan memberikan ketaatan kepadanya. Baiat tha‘ah bukanlah untuk mengangkat khalifah, karena khalifah sudah ada.

Kedua baiat ini juga didasarkan pada Ijma Sahabat. Misalnya, Abu Bakar diangkat oleh sebagian Sahabat sebagai representasi dari semua Sahabat, baik kalangan Muhajirin maupun Anshar. Setelah pembaiatan dilakukan di Saqifah, esoknya kaum Muslim dikumpulkan di masjid. Abu Bakar berdiri di Mimbar. Sebelum Abu Bakar berbicara, Umar bin Khathab antara lain berbicara, “Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan urusan kalian kepada pundak orang terbaik di antara kalian. Dia Sahabat yang berdua bersama Rasul di gua. Berdirilah kalian, baiatlah dia.”

Para Sahabat pun membaiat Abu Bakar setelah pembaiatan di Saqifah. Pembaiatan wakil Sahabat kepada Abu Bakar di Saqifah merupakan baiat in‘iqad, sedangkan pembaiatan kaum Muslim kepadanya di masjid merupakan baiat tha‘ah. Hal serupa terjadi pada khalifah lainnya. Ini merupakan gambaran dan penegasan tentang keridhaan rakyat kepada Khalifah.

Berbeda dengan baiat in‘iqad yang bersifat pilihan, baiat tha‘ah wajib atas setiap orang, yang ditunjukkan dengan ketaatan dan ketundukan kepada Khalifah terpilih; taat pada hukum dan perundang-undangan yang ditetapkannya.

Pemilihan Khalifah
Dalam Islam penetapan Khalifah pada saat adanya Kekhilafahan melibatkan tiga unsur. Pertama: Mahkamah Mazhalim, yakni lembaga dalam Kekhalifahan Islam yang salah satu kewenangannya adalah mengevaluasi dan menetapkan perlu tidaknya penggantian Khalifah. Kedua: Majelis Umat, yakni lembaga perwakilan rakyat yang para anggotanya dipilih secara langsung oleh rakyat. Salah satu wewenangnya adalah membatasi jumlah calon khalifah. Ketiga: rakyat sebagai pemilik kekuasaan.
Secara ringkas, prinsip umum pergantian Khalifah dalam Islam dicontohkan dalam praktik para Sahabat yang berbentuk Ijma Sahabat. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Kekuasaan ada di tangan umat.
2. Baiat merupakan hak seluruh kaum Muslim sekaligus merupakan fardhu kifayah. Rakyat harus diberi kesempatan untuk menunaikan hak mereka. Apakah mereka menggunakan haknya itu atau tidak, itu terserah mereka.
3. Syariah tidak menyaratkan jumlah tertentu dalam baiat in‘iqad. Yang penting berjamaah dan dengan itu kaum Muslim ridha. Keridhaan kaum Muslim itu dapat ditunjukkan oleh diamnya mereka, ketaatan mereka, atau dengan indikasi apapun. Hanya saja, berbagai upaya untuk mengetahui pendapat publik dilakukan seoptimal mungkin.
4. Tidak sempurna pengangkatan kepala negara (Khalifah) kecuali jika dilakukan oleh sekelompok orang yang hasil pengangkatannya itu diridhai oleh mayoritas kaum Muslim.

Adapun langkah-langkahnya adalah:

1. Penetapan kapan Khalifah harus diganti. Islam tidak menetapkan masa jabatan seorang khalifah. Khalifah kehilangan hak Kekhilafahan jika melanggar syarat-syarat utama sebagai seorang khalifah (Muslim, laki-laki, balig, berakal, merdeka, dan adil) atau meninggal dunia.
Pelanggaran terhadap syarat-syarat ini diputuskan dalam sidang Mahkamah Mazhalim. Jika Mahkamah Mazhalim memutuskan Khalifah saatnya diganti maka dikeluarkanlah keputusan tersebut dan diumumkan kepada publik.
2. Berdasarkan keputusan tersebut, pada saat Khalifah masih hidup, dilakukanlah penjaringan bakal calon khalifah. Hal ini didasarkan pada Ijma Sahabat. Pada saat Abu Bakar dalam keadaan sakit, kaum Muslim menentukan siapa bakal pengganti beliau. Terpilihlah Umar. Akan tetapi, Umar baru dipandang sebagai khalifah setelah dibaiat oleh kaum Muslim pasca kematian Abu Bakar. Demikian pula halnya saat terpilihnya Utsman bin Affan menggantikan Umar bin al-Khaththab.
Adapun jika Khalifah meninggal tanpa ada tanda-tanda terlebih dulu, dan penjaringan dilakukan setelah meninggal Khalifah, maka ditunjuk seorang amir yang mengurusi urusan masyarakat sebagai amir sementara (amir mu’aqqah) hingga dibaiatnya khalifah pengganti.
Tatacara penjaringan calon khalifah bersifat teknis yang bisa bervariasi. Pada masa Abu Bakar, calon dijaring melalui wakil dari kaum Anshar dan Muhajirin. Lalu saat menentukan penggantinya, khalifah Abu Bakar yang saat itu merasa sakit keras mengumpulkan beberapa Sahabat besar seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Said bin Zaid, dan Usaid bin Hudhair untuk bermusyawarah secara rahasia. Mereka melihat calon khalifah adalah Umar dan Ali. Setelah itu, kedua calon diumumkan kepada seluruh masyarakat. Lalu masyarakat menyetujui Umar sebagai pengganti. Barulah setelah Abu Bakar wafat, para Sahabat membaiat umar. Lain lagi kondisinya pada saat penggantian Umar. Saat beliau sakit parah, beliau meminta beberapa orang yang disebut Rasul sebagai ahli surga (Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Said bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, kecuali Abdullah bin Umar, putranya). Setelah Umar wafat, mereka, selain Abu Thalhah, bermusyawarah. Abdurrahman bin Auf keliling meminta pendapat publik. Jatuhlah pilihan kepada Utsman dan Ali. Di masjid mayoritas masyarakat memilih Utsman. Beliaupun dibaiat sebagai khalifah. Pada saat pengangkatan Ali pasca kematian Utsman, yang ada hanya satu calon. Mayoritas Sahabat dan kaum Muslim membaiat beliau di masjid. Lalu seluruh kaum Muslim lainnya menaatinya.
Jadi, merujuk pada Ijma Sahabat tersebut, pihak yang menetapkan bakal calon dan calon itu bisa perwakilan yang mewakili kaum Muslim (Majelis Umat) atau kaum Muslim secara umum (lewat sekumpulan orang-orang, partai, atau organisasi). Teknis mana yang akan digunakan kelak, bergantung pada hasil ijtihad para ahli ketatanegaraan Islam kelak. Yang jelas, itu hanyalah teknis, yang boleh dipilih sesuai dengan keperluan dan sesuai realitas.
3. Tetapkan siapa di antara mereka yang akan dibaiat menjadi khalifah. Cara yang dicontohkan para Sahabat bermacam-macam, seperti disinggung di atas. Langkah teknis mana yang akan diambil, sama saja. Satu hal yang penting disadari adalah prinsip “berbagai upaya untuk mengetahui pendapat publik harus dilakukan seoptimal mungkin”, misalnya melalui Pemilihan Umum Khalifah untuk mengetahui pilihan umat.
4. Setelah diketahui ada calon khalifah yang mendapatkan suara mayoritas, maka dilakukan baiat terhadapnya oleh wakil kaum Muslim. Wakil kaum Muslim tersebut bisa perwakilan dari tokoh-tokoh masyarakat, perwakilan organisasi, atau Majelis Umat. Pada masa Khulafaur Rasyidin, baiat dilakukan oleh sebagian Sahabat. Ungkapan baiat tidak ditentukan. Yang penting harus mencakup pengamalan al-Quran dan Sunnah Rasulullah oleh Khalifah serta ketaatan dalam keadaan sulit maupun mudah, lapang maupun sempit, dari pihak pemberi baiat. Setelah terjadinya baiat in‘iqad berarti khalifah baru telah terpilih.
5. Lakukan baiat tha‘ah. Pada masa Abu Bakar dan Umar, penegasan bagi kaum Muslim untuk menaati Khalifah dilakukan dengan pidato kenegaraan. Lalu, para Sahabat yang tidak sempat melakukan baiat in‘iqad menunjukkan ketatannya kepada Khalifah terpilih. Saat sekarang, baiat tha‘ah dapat dilakukan baik lisan maupun tertulis, atau cukup dengan menunjukkan sikap ketaatan, dll.

Tampak, hal di atas masih memiliki alternatif. Pada masa khilafah berdiri kelak, mekanisme teknis perlu ijtihad dan penetapan oleh ahli ketatanegaraan Islam. Di antara langkah teknis yang dapat ditempuh adalah:

1. Mahkamah mazhalim menetapkan kapan penggantian khalifah, baik karena khalifah memang layak diganti sesuai dengan hukum syara atau karena meninggal. Bila karena khalifah meninggal maka Majelis Umat menetapkan seorang Amir Sementara, sebut saja Mu’awin Tafwidl (Pembantu Khalifah) ditetapkan yang ditetapkan untuk itu.
2. Berdasarkan keputusan Mahkamah Mazhalim, Majelis Umat dari kalangan Muslim menjaring bakal calon khalifah. Pencalonan dapat berasal dari partai, ormas, dll. Bisa saja dibentuk tim yang menangani hal ini. Lalu, berdasarkan syarat-syarat khalifah baik syarat mutlak (syuruth in‘iqad) maupun syarat keutamaan (syuruth afdhaliyah), Majelis Umat membatasi jumlah calon khalifah.
3. Untuk mengetahui kehendak publik, dilakukan Pemilu untuk memilih Khalifah.
4. Setelah Pemilu selesai akan diperoleh calon yang mendapatkan suara terbanyak. Berikutnya:
1. Jika Khalifah yang sedang memimpin uzur atau tidak dapat menjalankan fungsinya, maka secara resmi Mahkamah Mazhalim menghentikan Khalifah tersebut. Keputusan tersebut dikeluarkan paling cepat dua hari sebelum pembaiatan khalifah baru. Waktu tersebut adalah waktu toleransi maksimal bagi tidak adanya khalifah pengganti. Lalu, khalifah terpilih dibaiat.
2. Jika Khalifah sedang sakit keras, calon khalifah tidak dibaiat dulu. Tunggu sampai meninggal. Mahkamah Mazhalim dan atau Khalifah mengumumkan ke publik bahwa orang yang mendapat suara mayoritas itu adalah calon penggantinya. Tinggal membaiat. Jika keadaan sakit kerasnya itu menyebabkan ia tidak dapat menjalankan fungsi Kekhalifahan maka Mahkamah Mazhalim menetapkan kapan kelayakan penggantian Kekhalifahan dengan pembaiatan.
3. Jika Khalifah sudah meninggal dunia, Mahkamah Mazhalim mengeluarkan keputusan penghentian amir sementara. Sesaat sesudah itu, dilakukanlah baiat in‘iqad untuk khalifah baru.
5. Majelis Umat melakukan baiat in‘iqad terhadap calon khalifah, yang ditunjukkan dengana danya proses ijab dan qabul.
6. Khalifah baru sudah terpilih.
7. Keesokan harinya dilakukan semacam pidato kenegaraan dari khalifah baru untuk mengenalkan bahwa dia adalah khalifah yang wajib ditaati.
8. Berikutnya, Khalifah dapat menerima ucapan baiat tha‘ah dari masyarakat, baik lisan maupun tulisan. Rakyat yang tidak bisa secara langsung melakukannya, bisa menunjukkannya dalam sikap dan perilaku berupa ketaatan dan ketundukan kepada Khalifah tersebut.

Pengangkatan Khalifah Pertama Kali
Sekarang Kekhalifahan tidak ada. Teknis pengangkatan khalifah pertama kali antara lain dapat dilakukan dengan:

1. Rakyat menuntut penerapan Islam. Hal ini akan berproses. Ketika wakil rakyat dan kepala negara memang berjuang untuk tegaknya Islam dan menyatukan umat dalam Khilafah, maka mereka akan mengubah sistem sekular dengan sistem Khilafah.
2. Jika tuntutan masyarakat tidak diindahkan oleh pemimpinnya, konsekuensinya, umat tidak akan percaya pada sistem pemilihan yang ada, termasuk buhul kekuatan seperti militer pun tidak mempercayainya. Dalam kondisi demikian:
1. Orang-orang yang hendak menghilangkan kezaliman yang ada dengan penerapan kekuasaan Islam mengajukan seseorang yang layak sebagai khalifah. Orang tersebut, tentu, yang dikenal baik di tengah masyarakat.
2. Dibentuklah ahlul halli wal ‘aqdhi dari mayoritas berbagai kalangan tokoh, pengusaha, militer, dll yang dapat dipandang sebagai represntasi masyarakat. Ahlul halli wal ‘aqdhi tersebut membaiat calon khalifah dengan ridha dan pilihan menjadi khalifah dengan baiat in‘iqad.
3. Umumkan Khalifah terpilih kepada publik. Kaum Muslim lainnya di negeri tersebut membaiat Khalifah dengan sikap taat dan tunduk kepadanya (baiat tha‘ah). Dengan itu, kekuasaan yang ada sebelumnya secara otomatis telah kehilangan legitimasi dan kepercayaan dari rakyatnya.
4. Terbentuk Kekhilafahan pertama.

Demikianlah detail mekanisme pengangkatan Khalifah, dengan metodenya adalah baiat.
Semua proses di atas tentu hanya mungkin terjadi ketika mayoritas masyarakat memang menghendaki sistem Khilafah dan pengangkatan seorang khalifah, yang akan menerapkan syariah secara total dalam seluruh aspek kehidupan Islam, sekaligus mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Wallahu a‘lam bi ash-shawab. [MR Kurnia] sumber:http://hizbut-tahrir.or.id

Survey Roy Morgan Research : 52 Persen Rakyat Indonesia Menuntut Penerapan Syariah Islam

“Uneasy support seen for sharia“. Demikian headline The Jakarta Post 24 Juni 2008. Judul yang provokatif ini lebih kurang maknanya : Dukungan terhadap syariah yang mengkawatirkan. Pasalnya, sebuah survey menunjukkan bahwa mayoritas kaum Muslim Indonesia mendukung diterapkannya syariah untuk negara ini, walaupun ada kekhawatiran mengenai akibat penerapannya itu. Survey yang dilakukan oleh Roy Morgan Research itu, melibatkan 8,000 responden dari seluruh negeri, dan menemukan bahwa 52 persen orang Indonesia mengatakan bahwa Syariah Islam harus diterapkan di wilayah mereka

Belakangan memang posisi gerakan Islam yang ingin mengembalikan syariah dan Khilafah kembali disorot. Gerakan Islam seperti ini dituding akan menghancurkan Indonesia, memecah belah dan menimbulkan penderitaan pada rakyat. Tudingan ini tentu saja salah alamat. Seharusnya, diarahkan kepada sistem Kapitalisme-Sekuler yang diterapkan di Indonesia sekarang. Mengingat sistem kapitalisme inilah yang menjadi penyebab berbagai persoalan bangsa yang tak kunjung selesai seperti kemiskinan, kebodohan, kejahatan, korupsi, dan problem lainnya.

Sistem kapitalisme pun telah menjadi jalan bagi negara-negara imperialis untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia atas nama investasi asing, pasar bebas, dan privatisasi. Hutang luar negeri yang di’paksa’kan untuk Indonesia telah menjerat negara ini menjadi negara lemah.

Indonesia pun mengalami apa yang disebut curse of resource (kutukan sumber daya alam). Indonesia kaya tapi penduduknya miskin. Mengalami Curse of oil (kutukan minyak), Indonesia kaya minyak tapi rakyat tidak memperoleh keuntungan dari minyak yang luar biasa. Alih-alih mendapat berkah, BBM untuk rakyat malah dinaikkan.

Sistem Kapitalisme yang menuhankan HAM dan demokrasi, justru menjadi alat penjajahan Barat di Indonesia yang mengancam kesatuan Indonesia. Atas nama HAM, Timor Timur lepas dari Indonesia. Hal yang sama mengancam Aceh, Papua, dan Maluku. Demokrasi juga tak pelak di beberapa tempat telah menjadi pemicu konflik horizontal antar rakyat.

Jadi seharusnya, sistem Kapitalisme inilah yang harus menjadi musuh bersama umat Islam dan bangsa ini, bukan syariah Islam. Adapun tawaran syariah Islam justru akan membebaskan Indonesia dari penderitaan. Syariah Islam menjamin kesejahteraan rakyat, melindungi kekayaan alam dari penjajahan, menjaga kesatuan Indonesia.

Karena itu, saat ini tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menolak syariah dan Khilafah ini. Khilafah yang akan menerapkan syariah Islam akan memberikan kebaikan bagi Indonesia.

Pertama, Penerapan syariah Islam adalah tuntutan aqidah.

Kaum Muslim wajib menerapkan semua aturan Allah Swt. sebagai konsekuensi keislaman mereka. Syariah Islam yang bersumber dari Allah SWT dengan sifatnya Ar Rahman ar Rohim pastilah akan memberikan kebaikan bagi manusia. Sebaliknya berpalingnya manusia dari aturan Allah SWT akan menghancurkan manusia. Masalah kewajiban ini dijelaskan Imam an Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim : “Mereka (para Imam Madzhab) sepakat wajib mengangkat Kholifah”.

Kedua, Syariah akan mensejahterakan rakyat.

Sistem kapitalistik yang menaungi masyarakat saat ini hanya mensejahterakan sebagian kecil orang, sementara mayoritas umat hidup dalam kemiskinan, padahal negeri-negeri Islam rata-rata memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sebaliknya, kebijakan ekonomi berdasarkan syariah adalah menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) setiap individu rakyat. Pendidikan, kesehatan, keamanan, dan transportasi yang merupakan kebutuhan vital rakyat pun diperoleh dengan biaya murah, bahkan bisa gratis. Sebab, kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, hutan adalah milik umum (al milkiyah al ‘amah) yang hasilnya diberikan kepada rakyat.

Ketiga,Syariah akan melindungi kekayaan alam Indonesia.

Berdasarka syariah Islam kekayaan alam seperti emas, minyak, gas, batubara, adalah milik rakyat (milkiyah ‘amah). Kekayaan itu itu tidak boleh diberikan kepada asing dengan alasan apapun. Negara dalam hal ini harus mengelolanya secara baik dan transparan. Individu apalagi swasta asing, tidak dibolehkan sama sekali memiliki kekayaan alam ini. Hasil kekayaan alam ini nantinya diberikan untuk rakyat.

Keempat, Syariah menjamin keamanan rakyat dan negara.

Sistem sanksi yang sangat tegas dalam Islam akan menjamin keaman rakyat. Bagi yang membunuh dihukum mati, yang mencuri di potong tangannya, kecuali dia mencuri karena lapar. Negara juga akan membangun fasilitas umum yang menjamin keamanan rakyat seperti jalan yang baik. Umar bin al-Khaththab sangat khawatir kalau di perjalanan ada unta yang terperosok karena jalan yang rusak.

Kelima, Syariah Islam menjaga pertahanan serta keutuhan dan persatuan negeri-negeri Islam.

Berdasarkan syariah Islam upaya memisahkan diri (bughot) seperti disintegrasi diharamkan. Syariah Islam juga mencegah segala hal yang bisa menyebabkan kekuatan asing mencengkram Indonesia. Seperti kerjasama militer atau keberadaan Namru-2. Syariat Islam melarang keberadaan LSM-LSM asing yang menjadi kaki tangan negara asing menghancurkan negara.

Disamping itu, ketiadaan Khilafah yang menerapkan syariah Islam membuat kaum Muslim bagaikan kehilangan penjaga rumah mereka. Akibatnya, orang-orang jahat dengan gampang masuk dan membuat kerusakan di negeri-negeri Islam. Ironisnya, orang-orang jahat ini diundang oleh para penguasa Muslim sendiri atas nama demokrasi, rekontruksi, pembangunan, investasi, dan lain-lain. Padahal penjajah tersebut mempunyai satu tujuan: mengeksploitasi negeri-negeri Islam.

Negeri-negeri Islam yang tadinya satu di bawah naungan Khilafah pun dipecah-pecah atas nama demokrasi dan penyelesaian konflik. Khalifahlah yang akan kembali menyatukan umat Islam. Itu pernah terbukti, bukan omong kosong. Khilafah Islam berhasil menyatukan umat manusia dari berbagai ras, suku, bangsa, warna kulit, dan latar belakang agama yang sebelumnya berbeda. Semuanya dilebur dengan prinsip ukhuwah islamiyah.

Keenam, Syariah Islam memuliakan dan menjaga kehormatan wanita.

Kapitalisme telah merendahkan wanita dengan serendah-rendahnya. Mereka menganggap wanita tidak lebih dari komoditi ekonomi yang bisa diperjualbelikan. Para kapitalis yang rakus juga memperkerjakan wanita di pabrik-pabrik dengan upah yang sangat murah. Sangat berbeda dengan Islam, yang demikian memuliakan wanita. Islam menjaga kehormatan wanita dengan kewajiban menutup aurat dan mengatur pergaulan wanita. Wanita diposisikan oleh Islam pada tempat yang sangat mulia di keluarga sebagai ummu wa rabbatul bait (pengatur rumah tangga). Tidak hanya itu, wanita pun diberikan peran politik yang agung dalam masyarakat. Dengan demikan, para ibu menjadi ujung tombak terciptanya generasi Islam yang berkualitas dan bertakwa.

Ketujuh , Syariah Islam melindungi orang-orang yang lemah dan warga non-Muslim.

Kapitalisme telah mendiskriminasi manusia berdasarkan kekuatan modalnya. Anda dapat makan layak, pelayanan kesehatan prima, pendidikan unggul, dan rumah yang asri dan nyaman kalau Anda bermodal besar. Berbeda dengan Islam, yang akan menjamin orang-orang lemah dan miskin; termasuk juga melindungi warga non-Muslim ahlul dzimmah. Kebutuhan pokok mereka dijamin sebagai bagian dari hak mereka menjadi warga negara Daulah Islam.

Kedelapan, Penerapan syariah Islam akan menyebarluaskan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Penyebaran nilai-nilai Kapitalisme seperti sekularisme, demokrasi, HAM, pluralisme, dan pasar bebas telah menjadi bencana besar bagi umat manusia. Siapa yang bisa menyelamatkan ini semua? Tidak lain kecuali Islam. Nilai-nilai Islam yang bersumber dari Allah Swt. akan memberikan rahmat bagi seluruh dunia saat syariat Islam ditegakkan. Inilah yang pernah terjadi sepanjang sejarah Kekhilafahan Islam. Bagaimana peradaban Islam telah memberikan sumbangan yang luar biasa bagi dunia, baik dari segi nilai-nilai ideologis yang mengatur hidup manusia maupun kemajuan material seperti sains dan teknologi.

Hal ini secara jujur diakui sejarawan Will Duran dalam Will Durant – The Story of Civilization:” Para Kholifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Kholifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setalah masa mereka ”

Gerakan Islam yang ingin menegakkan syariah Islam merupakan bagian dari respon untuk Islam terhadap Kapitalisme Global. Kapitalisme global yang sifatnya mendunia harus dilawan dengan gerakan yang sifatnya mendunia juga. Disinilah relevansi perjuangan penerapan syariah dan Khilafah untuk menghentikan penjajahan kapitalisme global dunia. Walhasil, umat Islam seharusnya mendukung perjuangan ini bukan sebaliknya. Kapitalisme global harus menjadi musuh bersama umat Islam. Kapitalisme global hanya bisa dihentikan dengan penerapan syariah Islam oleh Khilafah Islam. Allahu Akbar. (sumber http://hizbut-tahrir.or.id)

Sahabat, Tunggu Aku…

By: Munir

“Tiiit..tiit…tiit”

“Aduh…berisik amat sih nih jam. Nggak tahu orang masih ngantuk apa?” kuraih jam weeker di meja. Dan dengan pandangan yang masih sayu, kupandangi jarum jamnya.

“Brak..,” Kubanting jam itu. Nggak disangka sudah jam setengah tujuh. Padahal waktu shubuh jam enam lebih satu menit.

“Astaghfirullahal’adzim, shubuh hampir lewat” bergegas kuberlari menuju kamar mandi untuk wudhu. Dan segera sholat shubuh.

ooOoo

“Alhamdulillah,” kuakhiri dzikir pagiku. Kulipat sajadah, dan berjalan menuju kursi di depan komputer. Mr. Meiyer memang hebat, nggak ada dosen yang memberi tugas sehebat ini. Akibatnya, sungguh hari-hari yang melelahkan. Aku harus rajin pergi ke perpustakaan, mencari data via internet, dan harus lebih mengakrabkan diri dengan biokimia. Serasa makin habis rambutku. Sejenak kualihkan pandangan menuju meja belajar. Ada satu kejanggalan. Buku-buku di meja serasa berkurang.

“Apa ada maling masuk ya..?” pikirku dalam hati.

Dengan sedikit gontai kumencoba berjalan menuju pintu.

“Ah nggak apa-apa,” batinku bicara.

Pintu memang tetap terkunci. Tapi, baru saja kubalikkan badan. Sebuah surat beramplop biru tergantung di papan stairoform di seberang pintu. Penasaran, akhirnya aku mendekat ke pintu, dan kuraih surat itu.

“Untuk adikku, sahabatku, dan insya Allah hamba Allah yang setia. Arif di kamar. He..he..he..”

Sebuah surat dari Ahmad, kakak angkatan dan kawan satu kamarku yang asal Jenin.

“Ngapain nih bocah pake nulis surat segala?” pikirku.

Kupalingkan wajah menuju tempat tidur tingkat. Ahmad udah nggak ada. Pantas aja, hari ini aku kesiangan sholat shubuh. Biasanya, dialah yang membangunkanku. Sambil berjalan, kubuka surat itu.

Assalaamu’alaikum ya ?Abdallah,

Bagaimana kabarmu pagi ini? Nggak telat khan sholat shubuhnya? ?Afwan, jatah makan malammu kuhabiskan. Maklum, keadaan darurat. Hajat yang satu ini sudah nggak bisa ditunda lagi. Karena antum belum pulang, saya pikir antum makan di luar. Jadi tanpa malu kuhabiskan saja jatahmu. Ridho khan..? Kalo nggak ridho, biar nanti saya ganti dengan matabak mesir oke? Uppsss…”

“He..he..he..,” dasar Ahmad. Candanya nggak pernah hilang. Bisa aja bikin orang tertawa. Kulanjutkan membaca suratnya…

Rif, saat antum baca surat ini, saya sudah diperjalanan pulang menuju Jenin. Saya naik penerbangan pertama Jordan Air via Flughafen Karlsruhe. Aduh Rif, udah nggak tahan hati ini menahan lebih lama lagi. Tangan ini serasa gatal untuk segera ikut ber-intifadhah, memanggul senjata, dan menghancurkan pos-pos polisi dan kendaraan tempur Israel. Menghancurkan Israel bukan tugas satu atau dua kelompok aja, tapi tugas seluruh kaum Muslimin. Saya Muslim, dan putra Palestina. Jadi, saya pulang deh kesana. Dan berjuang disana. Jangan kangen ya! Kalo kangen, cepetan kelarin tuh kuliah, terus pulang ke Indonesia. Berjuang di sana. Jangan ngetem terus di kampus. Emang sekuriti? Islam tempatnya di seluruh muka bumi. Dan bisa tegak di manapun. Ayo cepet dong..!

Eh Rif, saksikan ya demi Allah. Saya janji. Micronuke hasil skripsi, akan segera saya buat di sana. Dan sasaran pertama, adalah pos polisi di depan Masjid al-Aqsha. Doain ya biar syahid, bisa senyum di hadapan Allah, dan tetap handsome dong seperti sekarang.”

Sejenak kurenungkan baik-baik kata-kata terakhirnya. Aku tersenyum haru.

“Semoga Allah menempatkanmu di jajaran para syuhada” doaku dalam tangis.

ooOoo

Sehari sejak kepergian Ahmad ke Jenin.

Hari-hari di kampus makin melelahkan dan menjengkelkan. Tadi pagi aku sempat gondok. Mr. Meiyer bukan hanya menyobek kertas tugasku. Tapi kata-kata kotor full rasis dan pure nasionalis sempat meluncur dari mulutnya.

“Pulanglah saja sana ke negeri asalmu. Bercocok tanamlah selayaknya nenek moyangmu di zaman Pithecantropus Phaleojavanicus. Mata kuliah ini tidak cocok buat bangsamu. Tidurlah lagi.”

“Huh.., Dasar wong londo. Omongane ora nggenahe ati” kataku dalam hati.

“Untung aja doi ngomongnya depan gue. Coba ngomongnya di Indonesia. Bukan cuman tawuran antar kampung, perang dunia ke-III bakal kejadian deh. Heh!” aku tersenyum kecut.

Wajahku kembali berlipat-lipat saat ingat kertas tugasku yang disobeknya. Yah, itulah orang Jerman. Pede banget dengan ras Arya-nya. Apalagi semboyan Deutchland Hueber Allez-nya. Wajar dulu Yahudi terkapar.

“Coba orang Islam pede dengan Islam-nya. Pasti lebih dahsyat dari orang-orang Jerman,” pikirku dengan wajah yang masih cemberut, kulalui koridor kampus.

“Assalamu’alaykum ya akhi…” sebuah salam menyentil telingaku dari belakang. Sebuah suara wanita. Seraya menebak-nebak, kupalingkan wajahku.

“Oh.., Wa’alaykum salam warahmatullah.” Ternyata Farah. Kawan satu kelasku. Seorang muslimah asal Lebanon.

“Warum Ihr Gesicht wurde heute niedergedr?ckt? Have a big problem?” tanyanya

“Oh No! Just a little problem with Mr. Meiyer. He ripped my task paper.”

“Innalillahi, pasti sangat kesal ya..?”

“Tidak pada orangnya. Hanya sikapnya saja yang sedikit over. Jarang di restart barangkali” Jawabku, enggan menunjukkan perasaan yang sebenarnya.

“Antum mau kemana sekarang? tanyanya lagi.

“Saya harus ke perpustakaan mencari buku-buku rujukan dan menambahkannya dengan data dari internet. Saya harus menyusun ulang tugas ini.” Jawabku.

“Baiklah, kalau begitu saya duluan. Saya harus halqah sore ini. Assalamu’alaykum,” Farah pun berlalu dengan cepat.

“Wa’alaykumsalam warahmatullah.” Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala. Aku iri padanya, dan juga Ahmad. Hebat di kelas, aktif pula berdakwah. Kenapa ya aku masih begini?

ooOoo

Kubuka sebuah browser internet explorer, dan segera menuju sebuah situs search engine. Iseng-iseng sambil mencari data, akupun mencek e-mailku. Hanya satu surat yang masuk. Tapi surat ini istimewa. Surat ini datang dari Ahmad.

“Assalamu’alaykum ya ?Abdallah” sebuah salam dengan akhiran yang begitu mulia. Dan itu hanya ia ucapkan untukku.

Hari ini aku telah sampai di Jenin. Meski public internet ada, tapi koneksinya payah. Maklumlah, izinnya harus kepada Israel. Dan ngerti dong perangai Israel? Bagaimana hari ini? Masih kesiangan sholat shubuh?

Hmm.. ia kembali meledekku. Namun ledekan itu pantas, karena pagi ini lagi-lagi aku terlambat bangun. Aku lanjutkan baca e-mailnya.

Dan bagaimana harimu di kampus? Masih pusing dengan tugas-tugas? Tenanglah sobat, jangan kau pusingkan. Belajar, berdoa, dan bertawakallah pada Allah. Insya Allah kau akan berhasil. Segera selesaikan kuliahmu. Pulang ke Indonesia, berdakwah dan berjihadlah. Sudah terlalu lama Islam menunggu kita. Akupun sudah rindu kita kembali dipersatukan. Tidak hanya dengan perasaan, tapi dalam satu negara. Hari ini aku akan pergi berjumpa saudara-saudara kita di sini. Ramadhan sudah dekat, medan Jihad akan lebih membara. Doakan aku agar segera menemui Allah dengan tersenyum. Dan selamat berjuang.

Wassalam.

Aku kembali merenung. Allah memberikan anugerah-Nya padaku. Ditempatkannya orang-orang yang spesial di sisiku. Tapi, kenapa aku masih begini?

“Ashtagfirullah al-adzim..” lamunanku terhempas. Kembali kusibukkan diri mencari data-data biokimia yang kubutuhkan. Harus segera kuakhiri kuliah ini. Pulang dan berjuang. Nggak rela hati ini kalau harus kalah lagi dari saudara-saudaraku yang lain.

ooOoo

Hari-hari terus berlalu. Aku masih disibukkan dengan tugas. Sementara Ahmad, dia berjanji untuk berusaha mengirim e-mail minimal seminggu sekali. Dalam e-mailnya yang terakhir, dia bercerita tentang keadaan di sana. Polisi dan tentara yahudi, bangsa kera laknatullah ?alaikh itu makin menjadi-jadi melakukan pembantaian. Entah, kemana warga dunia saat ini. Apakah masih tertidur pulas? Atau hati, mulut dan tangan mereka telah terkunci? Kemana ?Izzah dari ummat ini..?

Ahmad bercerita, hari jumat di awal Ramadhan ini. Ia baru saja ditangkap oleh shin-Bet dan para penjagal Mossad, setelah melakukan pemboman terhadap pos penjagaan Israel di Jenin. Tangan kirinya patah, bibir dan dahinya penuh luka. Ia dilepaskan, setelah para intel tersebut gagal mengorek informasi darinya. Namun ia tetap diawasi. Selain karena seorang fisikawan alumni Jerman, iapun salah seorang ahli membuat bom. Dan itu telah diketahui Collection Department Mossad saat ia masih kuliah.

“Assalamu’alaykum..,assalamu’alaykum..” ringtone ponsel polyphonic-ku berbunyi.

“Halo, Assalamu’alaykum..” sapaku pada si penelpon.

“Wa’alaykum salam warahmatullah. Akhi ini saya, Jamal. Situs kita disegel oleh CIA. Karena diduga terkait dengan yang mereka sebut teroris. Apa yang harus kita lakukan? tanya si penelpon.

“Innalillahi, apa yang mereka cari dari situs itu. Bukankah hanya sebuah situs gratisan yang masih dianggap murahan? Aku balik bertanya.

“Entahlah akhi. Menurut seorang anggota GForce, pimpinan perusahaan providernya telah ditangkap oleh mereka.” Terang Jamal.

“Sepertinya.., sampai di sini proyek situs kita. Kita nggak bisa bertindak apa-apa. Andai kita menggantinya dengan membuat situs baru, bagaimana dengan data-data kita disana?”

“Apa ini berarti kita menyerah?” tanya Jamal.

“Tidak akhi., kita nggak bisa begitu. Setidaknya kita bisa buat situs yang baru.” Sambungnya.

“Baik, segera kumpulkan kawan-kawan. Ajak juga senior kita ?Ali, Fateeh dan Ridwan. Kita rumuskan semuanya di sini,” pintaku pada Jamal.

Tak kusangka. Perang ini akan dimulai. Bukan perang antar agama macam perang salib lagi. Tapi perang ini adalah perang ideologi.

ooOoo

“Baik, karena semuanya telah berkumpul. Kita mulai saja forum pertemuan ini.” Ujar ?Ali, seniorku yang anak Informatika.

“Kita semua telah sama-sama tahu. CIA telah mengobrak-abrik situs kita. Meski hanya situs gratisan yang murahan, tapi ternyata sudah dianggap bagian dari teroris. He.., he..he.., gimana situs yang lebih besar ya..?” guyonnya.

“Baik, tak ada lagi waktu untuk kesal, apalagi memikirkan lagi nasib situs ini. Kita harus membuat situs yang baru, yang lebih kuat, hebat, dan tentunya lebih canggih.” ?Ali, warga Jerman yang keturunan Turki itu terus menyemangati.

“Apa kita tidak coba membalas mereka? Minimal, kita tembus sistem keamanan mereka dan tebar virus di sana. Bukankah kawan-kawan hacker yang lain siap membantu?” Fareedh, mahasiswa elektro dari Malaysia-pun ikut memberi masukan.

“Apakah antum semua yang hadir menyetujuinya..?” tanyaku pada floor.

“Saya kira semuanya setuju. Toh ini kan uslub dalam dakwah aja” Fareedh kembali berkomentar. “Saya tidak ingin memaksakan kehendak saya pada antum semua. Semoga Allah menjauhi saya dari sifat dzalim. “Silahkan tuangkan ide anda.” Sambungnya.

Lima belas menit berlalu. Namun tak seorangpun dari kami yang berkomentar.

“Baik.., kalau memang tak ada yang menolak. Berarti antum semua setuju.” ?Ali kembali berbicara.

“Rif.., karena antum sebagai pimpinan proyek yang lalu. Sekarang saatnya bagi-bagi tugas,” sambungnya.

“Baik kalau begitu.., saya akan bagi tugas buat antum semua. Saya, ?Ali, Jamal, Fareedh dan Ridwan akan menghubungi kawan-kawan hacker di negeri lain. Sekaligus bersama-sama merumuskan serangan balik kepada mereka. Yang lain.., siapkan diri. Bagi yang mahir membuat desain web, jago php dan MySql, siapkan diri juga. Sambil kita menyerang mereka, kita juga akan meneruskan proyek utama kita. Pembuatan situs yang baru. Dan tak lupa, pengorbanan kita akan terus berlangsung. Untuk proyek ini, hubungi kawan-kawan muslim di kampus dan yang dapat dihubungi. Galang dana dari mereka dan kita juga termasuk.” Ujarku memimpin kelompok.

ooOoo

Kian hari kesibukanku kian bertambah; harus membalas serangan orang-orang kafir terhadap situs kami, belajar di kampus, dan tak lupa tugas biokimiaku yang hampir habis waktunya. Namun alhamdulillah, aku dapat mensyukuri seluruh kesibukan ini sebagai nikmat dari-Nya. Aku kembali mengunjungi lab komputer kampus. Dan kembali mencari data untuk tugasku. Jendela situs www.biochemistry.com kubuka. Tak lupa, akupun mengecek e-mail. Semoga Ahmad, mengirim berita hari ini. Dan benar saja, sesaat kemudian jendela message inbox telah kubuka. Ahmad mengirim berita kemarin.

Assalamu’alaykum ya ?Abdallah..,

Aku tahu, antum semua sedang sibuk. Bukankah situs yang dulu kita bangun bersama telah hancur oleh agen CIA terkutuk itu? Bukankah Allah telah membolehkan kita untuk membalasnya? Ayo balaslah! Kalian pasti mampu. Kita nggak akan menyerah dari mereka.

Adapun denganku,, aku bersyukur hanya kepada Allah. Aku telah menemui orang-orang yang dianggap pemimpin oleh beberapa kelompok Islam. Alhamdulillah, mereka sadar. Tidak ada alasan bagi mereka untuk berdiri sendiri-sendiri. Allah menurunkan perintah untuk berjuang pada seluruh Muslim. Bukan individu atau golongan. Dari para pemimpin kelompok itu, akhirnya aku bisa mengumpulkan para ilmuwan Islam dari kelompok masing-masing. Dari merekalah aku mendapat informasi cara mendapat uranium dan plutonium. Bahan baku bagi micronuke-ku. Setelah menyempurnakannya, kini ukurannya tidak lagi seukuran dinamit. Ukurannya hanya sebesar lampu plip-plop. Namun kekuatannya tetap. Dan micronuke-ku ini, kini telah terpasang di balik kuku ibu jari kakiku. Asyik ya.., hidup dengan bom menempel di badan?

Dasar! Ahmad.., candanya tak pernah hilang. Meski segenting apapun situasinya. Aku lanjutkan baca e-mailnya..

Aku mendapat kehormatan untuk menjadi martir pembuka. Sesuai dengan penjadwalan, bom ini akan meledak hari Jum’at besok lusa pukul 13.00. Dan sasaranku tidak berubah. Akan kuhancurkan pos polisi di depan al-Aqsha. Tidak layak bangsa kera itu berdiri di muka al-Aqsha yang mulia, dan seluruh tanah kaum muslimin. Sebagaimana ?Umar al-Faruq telah membebaskannya dulu. Tidak layak mereka berdiri dengan angkuhnya di depan kita, Ummat yang dimuliakan Allah dengan Islam-Nya.”

Aku tersentak membacanya. Ini berarti..,

“Ini hari terakhir..” aku berdiri berteriak, mengagetkan seluruh penghuni lab komputer yang sedang asyik di depan komputer masing-masing. Air mataku serentak keluar, membasahi pipi. Penasaran, aku kembali baca e-mail dari sahabatku ini..

Mulai hari ini, akan kubuka kafiyeh yang selalu menutup wajahku. Akan kutunjukkan pada mereka, laknatullah alaikh itu. Inilah wajah orang yang mereka selalu awasi sejak di Jerman. Akan kutunjukkan pada mereka, meski tanpa kehadiran seorang khalifah yang mulia. Yang memerintah manusia dengan adil dan bijaksana, yang tak pernah ridho seorang warganya tergangu oleh siapapun. Laksana seorang Mu’tashim billah yang tak rela seorang warga muslimahnya diganggu. Laksana seorang ?Umar ibnu al-Khattab, yang tak rela melihat seorang kafir dzimmi kehilangan gubugnya oleh walinya sendiri. Akan kutunjukkan pada mereka, laknatullah alaikh itu. Kaum muslimin masih bertaji. Aqidah ini masih di tangan.

Tangisku tak jua reda, justru terus mengalir. Dan? bahkan . ki rannya ium. bahan m dari kelompok masing.? belajar di kampus, dan tak terus mengalir sambil membaca e-mail itu.

Doakan aku agar semuanya berjalan lancar, agar aku bisa menemui Rabb-ku dengan senyum dan tanpa beban, dan agar aku bisa mendapatkan gelar sebagai seorang syuhada. Bersama Hamzah ibnu ?Abdul Muthalib, ?Abdullah bin Jahsy, Musy’ab bin ?Umair dan sahabat-sahabatku ?Izzuddin al-Qassam, Amjad al-Fayed. Sahabatku.., apapun yang terjadi. Teruslah berjuang. Bendera Laa ilaha Illa Allah, Muhammad Rasulullah harus menaungi bumi. Kekhilafahan harus kembali. Dan seluruh kaum muslimin berdiri di belakang seorang khalifah yang agung. Semoga Allah Swt. mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya. Tempat yang begitu indah. Yang selalu kita impikan selama tidur dan kita bicarakan menjelangnya.”

Tak kuat lagi kutahan air mata dan tangis yang terus keluar. Tanpa terpikir menutup seluruh windows explorer, apalagi mencari data untuk tugasku. Akupun segera berlari meninggalkan lab. Namun sayang, baru saja kulalui pintu lab. Satu kompi militärisch, puluhan KSK (Kommando Spezialkräfte) dan sekitar lima orang anggota GSG-9 menghampiriku.

“Anda yang bernama Arif Budhi Sulistyo? Bersiaplah. Anda kami tahan atas tuduhan percobaan Hacking terhadap situs milik GSG-9 dan CIA. Dan upaya phreaking terhadap sambungan telepon pemerintah. Anda memiliki hak untuk membela diri dan didampingi oleh pengacara. Jika anda tidak mampu, maka pengadilan yang akan menyediakan pembela bagi anda. Kemasi barang anda. Karena jika anda terbukti bersalah, anda akan dideportasi dari sini. Tidak ada tempat bagi seorang cracker di tanah Jerman,” jelas komandan kompi tersebut panjang lebar tanpa memberiku kesempatan bicara.

Ah, sebuah fitnah besar menimpaku. Aku tak mampu melawan, hanya kata hatiku yang bergumam, “Ya ?Abdallah, ya Ahmad Mubarak. Tunggulah aku….”[]

(To Brother Steiteh in Lebanon, Syaiful Haq, and A. Barakat in Jenin. Baraka-Llahu fii kum)

Catatan :

Flughafen: Bandara

Flughafen Karlsruhe: Sebutan untuk bandara di kota Karlsruhe

Micronuke: Jenis bom, yang berbahan baku uranium dan plutonium. Ukurannya sangat kecil, namun berdaya ledak setara 4 ton TNT. Bom jenis ini lebih dikenal dengan nama SADM (Special Atomic Demolition Munition) dan saat ini hanya empat negara yang memilikinya, AS, Israel, Inggris, dan Rusia.

Pithecantropus Phaleojavanicus: Jenis manusia purba yang ditemukan di daerah sangiran, tepian sungai Bengawan Solo.

Wong londo: Orang asing

Omongane ora nggenahe ati: Kata-katanya tidak menyenangkan hati

Arya: Ras mayoritas warga Jerman, sebagai peranakan dari bangsa Normandia

Deutchland Hueber Allez: Jerman, di atas segalanya. Semboyan kebanggan Jerman. Menurut sejarah, semboyan ini sering diucapkan Adolf Hittler untuk menyemangati pasukan NAZI di perang dunia I.

Warum Ihr Gesicht wurde heute niedergedr?ckt..?: Mengapa wajah anda kelihatan kusut hari ini..?

Public internet: Warnet bo’…

Shin-Bet: Dinas militer Israel non-Intelijen.

Mossad: Dinas intelijen Israel

CIA: Dinas intelijen Amerika Serikat

GForce: Nama salah satu kelompok hacker Muslim.

Provider: Penyedia jasa sambungan internet

Hecker: Orang yang mahir dalam teknis komputer dan gemar menyelesaikan masalah dan mengatasi keterbatasan dalam segala hal dalam komputer.

Kafir dzimmi: Sebutan bagi orang kafir yang tinggal dan menjadi warga negara dari negara Islam.

Wali: Sebutan bagi seorang gubernur di negara Islam (Wuladh-Jamaknya)

Kekhilafahan: Satu-satunya bentuk negara Islam

Khalifah: Sebutan bagi kepala negara dari negara Islam, selain ?amirul mukminin, imam, dan Sultan.

Militärisch: Sebutan bagi tentara Jerman

KSK (Kommando Spezialkräfte): Polisi anti teror Jerman (sejenis pasukan elit).

GSG-9: Salah satu dinas Intelijen Jerman

Phreaking: Aktivitas menyadap sambungan telepon, mengacak nomor telepon, termasuk mengakali tagihan biaya telepon.

Cracker:? Secara prinsipal, kata ini merupakan antonim dari Hecker.

[diambil dari Majalah PERMATA edisi 08/Tahun VII/Pekan kedua Nopember 2002

KAWASAN WISATA GUNUNG SALAK ENDAH



Kawasan Puncak merupakan kawasan primadona di Jawa Barat bahkan saat ini telah dijadikan salah satu dari “Seven Wonder of West Java”. Namun perkembangan kawasan ini yang sangat pesat dikhawatirkan akan berdampak negatif. Pemerintah Kabupaten Bogor khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat ini tengah mengupayakan dan mulai mengembangkan kawasan alternatif sebagai daerah tujuan wisata. Salah satunya adalah Kawasan Gunung Salak Endah (GSE) yang terletak di sebelah barat Kota Bogor, GSE ini terletak di sekitar kaki Gunung Salak. Di sini banyak terdapat obyek alami yang bisa menjadi daya tarik wisata, di antaranya:

WANA WISATA KAWAH RATU
Kawah Ratu berada di kawasan GSE pada ketinggian 1.338 m Dpl, dengan suhu berkisar 10-20 derajat C. Kawah ini memiliki daya tarik yang unik bagi setiap pengunjung, yaitu dengan aktivitas geologinya. Sepanjang hari kepundan selalu mendidih dan mengeluarkan gas alam Sulfat (H2S) dengan baunya yang khas, dan tekadang mengeluarkan suara gemuruh, akibat semburan uap air panas yang membentuk kabut.


CURUG SERIBU
Curug seribu merupakan curug yang paling indah dan paling menarik di kawasan wisata GSE, lokasinya berada lebih kurang 7 km dari Loka Purna. Jika kita menuju ke curug ini akan terlihat pemandangan alam yang indah dan alami dan memiliki daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya. Curug Seribu tingginya melebihi 100 meter, dan terlihat indah dan menakjubkan.

CURUG NGUMPET
Curug Ngumpet memiliki ketinggian lebih kurang 45 meter, dengan panorama alam yang indah dan asri. Untuk menuju ke obyek wisata ini, dapat ditempuh dengan jarak lebih kurang 38 km dari Bogor. Jika dari Desa Gunung Sari dapat ditempuh dengan jarak lebih kurang 9 km yang dilan-jutkan jalan setapak lebih kurang 200 meter.

CURUG CIGAMEA
Di kawasan GSE, Curug Cigamea letaknya tak jauh dar jalan menuju ke Pasir Reungit, Kawah Ratu dan menuju Curug Seribu. Panoramanya sangat indah sekali walaupun tingginya tidak melebihi 50 meter. Suasananya terasa alami dan begitu segar untuk dinikmati. Hembusan angin dan ditambah gemericik air akan membuat betah berada di sini.


KERAJINAN TANGAN
Dikawasan wisata GSE terdapat juga potensi kerajinan tangan yang cukup banyak dan sangat beragam, antara lain seni menganyam dari bambu yang berada di Kampung Cikoneng, pengrajin sapu injuk dan steer racing besi yang dimodifikasi dengan kayu, pengrajin ini bisa ditemui di Desa Pamijahan.

AKSES MENUJU GSE
Akses untuk menuju GSE adalah jalur Cemplang-Pamijahan-GSE, akses jalur ini memiliki jarak dan waktu tempuh dari jalan raya Bogor-Leuwiliang terpendek dibanding tiga alternatif yang lain, (Cikampek-GSE-Cibatok-GSE dan Tamansari-Gunung Bunder-GSE). Kondisi fisik jalan yang meliputi kontur, kelurusan dan lebar jalan maupun lahan pengembangan secara umum lebih memadai dibanding alternatif lainnya.

Potensi objek wisata alam di kawasan GSE ini tentunya akan lebih dioptimalkan pengelolaannya sehingga diharapkan mampu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan sini. Sehingga Kawasan Gunung Salak Endah menjadi obyek wisata primadona bagi wisatawan dan menjadi wisata alternatif selain Kawasan Puncak Bogor. Anda ingin wisata alternatif selain puncak? Gunung Salak Endah adalah pilihan yang tepat sebagai daerah tujuan wisata Anda

CURUG CILEMBER



Curug Cilember berlokasi di daerah Bogor. Tepatnya berada di Desa Jogjogan Keca-matan Cisarua, 20 Km dari Bogor. Bila me-ngendarai mobil dari Jakarta bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Banyak yang belum mengetahui keberadaan dan keindahan dari Curug Cilember ini. Padahal Curug(waterfall) Cilember mempunyai daya tarik tersendiri, dengan kesejukan alamnya yang terasa segar dan alami. Begitu mendekati area wana wisata Curug Cilember, Anda sudah bisa merasakan nuansa kesejukan dan kesegaran, diiringi gemericik air laksana musik nan merdu, ditambah pula dengan panorama alam yang begitu indah.

Keramahan alam, dengan bunga Anggrek yang begitu mempesona baik yang alami maupun hasil silang turut menyambut kedatangan Anda setiba disini. Anda dapat menyaksikan kecantikan 12 spesies satwa kupu-kupu di taman bunga. Satwa ini terpelihara dan terjaga dengan baik.

Disini terdapat pula Laboratorium penangkaran kupu-kupu yang akan melengkapi pengetahuan Anda tentang satwa kupu-kupu dari berbagai jenis. Selain itu, kami menyediakan Camping Ground, untuk Anda yang ingin beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke obyek utama Curug Cilember.

Bagi Anda yang ingin bermalam disini, tersedia fasilitas penginapan yang berada diantara pohon-pohon pinus yang rindang. Salah satu obyek yang menarik disini adalah terdapatnya tujuh (7) curug berurutan dengan airnya yang jernih, segar mengalir sampai ke sungai Cilember, Cisarua. Semuanya dapat kita nikmati dengan berjalan mendaki di sela-sela pohon Pinus. Untuk sampai ke Curug yang ke tujuh waktu yang ditempuh lebih kurang 3 jam berjalan kaki.

Bagi Anda yang mempunyai hobi hiking maupun tracking, setelah melewati ke tujuh curug tadi Anda dapat melanjutkan petualangan dengan mendaki hutan pinus. Anda dapat menyaksikan keindahan hutan pinus yang sangat alami. Sungguh pengalaman indah yang tak terlupakan. Ajaklah keluarga Anda untuk menyaksikan keindahan Curug Cilember.

Sabtu, 28 Juni 2008

Curug Nangka


Curug Nangka lokasinya berjarak + 15 km dari jantung Kota Bogor, berada pada ketinggian + 750 mdpl, dan letaknya ber-dekatan dengan wana wisata bumi perke-mahan Sukamantri. Panorama disekitar curug(waterfall) ini masih sangat alami dan segar. Suara gemericik air menambah sejuknya suasana. Sangat menarik sekali untuk dikunjungi.

Khurafat dalam Obor Olimpiade


Sungguh pelik persoalan yang menimpa umat ini. Menjelang olimpiade di China tahun ini, api olimpiade sudah mulai dilarikan ke negeri-negeri yang ikut serta dalam acara dunia ini. Hanya sayang sekali, tak ada sedikitpun para pejabat dan ulama muslim yang menghukumi atas aktitas ini. Padahal dibalik tradisi api olimpiade ini terdapat kemusyrikan yang membahayakan akidah umat. Bila ada ada ritual yang bukan dari Islam seringkali dinyatakan bid'ah seperti tahlilan, tetapi dalam kasus ini tak ada satu pun yang menyatakan bahwa tradisi api olimpiade itu adalah bid'ah.

Api olimpiade, obor olimpiade, dan cahaya olimpiade semuanya merupakan nama-nama bagi satu lambang promosi olimpiade.

Asal-usulnya berasal dari Yunani Kuno di mana sebuah api dibiarkan menyala sepanjang sambutan olimpiade kuno, serta memperingati dicurinya api ini dari dewa Zeus oleh Prometheus. Api ini diperkenalkan pada awalnya pada olimpiade 1928 di Amsterdam, dan sejak itu menjadi ritual tetap pada setiap penyelenggaraan olimpiade. video

Larian obor dari Yunani ke tempat penyelenggaraan olimpiade modern tidak ada dalam olimpiade kuno, sebaliknya hal itu diperkenalkan oleh Carl Diem, dengan dukungan Joseph Goebbels pada Olimpiade Berlin 1936 yang sempat diselubungi kontroversi dianggap sebagai cara menanamkan pemahaman Nazi.

Bagi masyarakat Yunani kuno, api membawa arti religius. Api suci ini dikisahkan pernah dicuri dari dewa-dewi oleh Prometheus. Maka, api dapat dijumpai di berbagai tempat di Olympia, Yunani. Sebuah api yang menyala secara berpanjangan disimpan di atas Hestia di Olympia. Ketika berlangsungnya Olimpiade yang memberi penghormatan kepada Zeus, api tambahan di kuilnya dan juga kuil ratunya Hera. Api Olimpiade modern dinyalakan di tempat-tempat di mana pernah didirikan kuil Hera.

Setelah kita melihat dengan jelas bahwa larian obor dan nyalaan obor ini ternyata berasal dari akidah khurafat masyarakat Roma dan juga merupakan peradaban (hadharah) kufur. Sedangkan Rasulullah melarang umat Islam mengikuti jejak langkah dan apa yang dilakukan oleh orang kafir, maka apakah layak umat Islam merayakan khurafat dan tahayul olimpiade ini? Dari Umar Radiyallahu 'anhu berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia telah menjadi golongan mereka". (HR. Ahmad, Abu Daud, Thabrani)

Apakah negeri-negeri kaum Muslim dan para penguasanya berbangga dengan menjalankan aktivitas yang dilakukan oleh penyembah api dan pemuja api ini? Tidakkah mereka merasa bahwa aktivitas itu sama halnya dengan kaum Majusi yang menyembah dan mendewa-dewakan api? Adakah pemerintah perlu berbangga karena tidak ada kekacauan dalam majelis yang berasal dari majelis keagamaan bangsa Roma? Apa pun alasan yang diberikan, siapa saja yang terlibat dengan aktivitas khurafat ini pastinya akan ditanya oleh Allah Swt di akhirat kela tentang apa yang mereka lakukan. Tidakkah ada mufti atau ulama yang ingin memberikan fatwa menolak kepercayaan dan amalah jahiliyyah ini?

Beginilah keadaan umat tatkala tak ada institusi penjaga akidah umat. Umat dengan mudah dilenakan dan dirusak akidah mereka dan dibiasakan dengan tradisi-tradisi ritual yang bukan berasal dari Islam. Belum lagi penyelenggaraan olimpiade yang hanya menguatkan ikatan rusak nasionalisme, hanya memperkuat kebanggan atas bangsa-bangsanya masing-masing. Padahal dengan paham nasionalisme inilah, Khilafah Islamiyah menjadi bubar. Racun ini telah dihembuskan atas kaum Muslim hingga saat ini. Ikatan ini dijaga dan dibangun terutama pada penyelenggaraan olahraga yang terorganisir menyebabkan umat senang dalam keterpecahbelahan. Sampai kapan tradisi rusak ini berhenti? Khilafah Islamiyyah kali kedua akan segera menghentikannya! [z/myk/syabab.com]

Dewan Kesatuan Ulama FUI Dideklarasikan


Syabab.Com - Para ulama, habaib, dan tokoh umat yang yang berkumpul di Pondok Pesantren Darunnajah, Kamis kemarin (26/6) mendeklarasikan terbentuknya Dewan Kesatuan Ulama (Haiah Ittihadul al Ulama’) Forum Umat Islam. Dewan Kesatuan Ulama FUI ini dibentuk untuk mewujudkan aliansi sinergis antar berbagai komponen umat.
Deklarasi Darunnajah tentang Dewan Kesatuan Ulama FUI itu dibacakan oleh ketua Umum DPP Al Ittihadiyah sekaligus ketua MUI, Brigjen (Purn) KH Nazri Adlani di sela-sela Pertemuan Besar Ulama, Habaib, dan Tokoh Umat se-Indonesia. Pertemuan itu diselenggarakan selama dua hari dari 25-26 Juni 2008. Sekitar 200 ulama, habaib dan tokoh umat dari berbagai daerah di seluruh Indonesia hadir dalam pertemuan tersebut.

"Dewan Kesatuan Ulama Forum Umat Islam ini berfungsi untuk melakukan: Tashfiyatu al-afkar al Islamiyyah (pemurnian pemikiran Islam), Tansiqu al-harakat al Islamiyyah (koordinasi antargerakan Islam), Ad-Difa’u wa himayatu ad-dakwah al Islamiyyah (Pembelaan dan perlindungan dakwah Islam) dan Ishdar al-hululu asy-syar’iyyah li masyakili hayati al-ummah al-islamiyah (mengeluarkan solusi-solusi terhadap problematika umat Islam), “ terang KH Nazri Adlani.

Dalam konferensi pers ini KH Nazri Adlani ditemani sejumlah tokoh seperti KH Ahmad Baidhowi (Tokoh NU dari Lasem), KH Badruddin Subqy (PUI/BKSPPI), KH Irfianda Abidin (Komite Penegak Syariah Islam Sumatera Barat), H Abu Bakar (MUI Fakfak Papua Barat), Habib Muhammad Ali Abdurahman Assegaf (Majelis Kehormatan Ulama Indonesia), Habib Muchsin Alatas (Majelis taklim Anwarul hidayah Jakarta), Ismail Yusanto (Jubir Hizbut Tahrir Indonesia), KH Muhammad Soleh (Lombok), KH Muhammad Ma’mun (Pesantren Darul Falah, Serang), Habib Salim Al Athos (Laskar Aswaja), KH Shihabudin (Lampung) dan tokoh lainnya.
-------------------------------------------------------------------------------------
Para ulama, habaib, dan tokoh umat yang yang berkumpul di Pondok Pesantren Darunajah, Kamis kemarin (26/6) mendeklarasikan terbentuknya Dewan Kesatuan Ulama (Haiah Ittihadul al Ulama’) Forum Umat Islam. Dewan Kesatuan Ulama FUI ini dibentuk untuk mewujudkan aliansi sinergis antar berbagai komponen umat. Deklarasi Darunnajah tentang Dewan Kesatuan Ulama FUI itu dibacakan oleh ketua Umum DPP Al Ittihadiyah sekaligus ketua MUI, Brigjen (Purn) KH Nazri Adlani di sela-sela Pertemuan Besar Ulama, Habaib, dan Tokoh Umat se-Indonesia. Pertemuan itu diselenggarakan selama dua hari dari 25-26 Juni 2008. Sekitar 200 ulama, habaib dan tokoh umat dari berbagai daerah di seluruh Indonesia hadir dalam pertemuan tersebut.

“Dewan Kesatuan Ulama Forum Umat Islam ini berfungsi untuk melakukan: Tashfiyatu al-afkar al Islamiyyah (pemurnian pemikiran Islam), Tansiqu al-harakat al Islamiyyah (koordinasi antargerakan Islam), Ad-Difa’u wa himayatu ad-dakwah al Islamiyyah (Pembelaan dan perlindungan dakwah Islam) dan Ishdar al-hululu asy-syar’iyyah li masyakili hayati al-ummah al-islamiyah (mengeluarkan solusi-solusi terhadap problematika umat Islam), “ terang KH Nazri Adlani.

Temu Ulama FUI

Dalam konferensi pers ini KH Nazri Adlani ditemani sejumlah tokoh seperti KH Ahmad Baidhowi (Tokoh NU dari Lasem), KH Badruddin Subqy (PUI/BKSPPI), KH Irfianda Abidin (Komite Penegak Syariah Islam Sumatera Barat), H Abu bakar (MUI Fakfak Papua Barat), Habib Muhammad Ali Abdurahman Assegaf (Majelis Kehormatan Ulama Indonesia), Habib Muchsin Alatas (Majelis taklim Anwarul hidayah Jakarta), Ismail Yusanto (Jubir Hizbut Tahrir Indonesia), KH Muhammad Soleh (Lombok), KH Muhammad Ma’mun (Pesantren Darul Falah, Serang), Habab Salim Al Athos (Laskar Aswaja), KH Shihabudin (Lampung) dan tokoh lainnya. (pd/www.suara-islam.com)

Ulama dan Habaib Harus Menjadi Kelompok Terdepan dalam Dakwah

Suara-Islam Online–Pertemuan Besar Ulama, Habaib dan Tokoh Se-Indonesia yang digelar oleh Forum Umat Islam di Ponpes Darunnajah akhirnya berakhir pada Kamis malam (26/6). Selain mendeklarasikan terbentuknya Dewan Kesatuan Ulama (Haiah Ittihadul al Ulama’) Forum Umat Islam, pertemuan ini juga melahirkan sejumlah rekomendasi penting bagi para ulama, habaib, dan tokoh umat Islam.

Salah satunya rekomendasinya bahwa ulama, habaib dan tokoh Islam harus menjadi kelompok terdepan dalam pembinaan keluarga dan masyarakat untuk mendakwahkan Islam secara kaffah dan amar ma’ruf nahi munkar menuju perubahan bagi tegaknya syariat Islam dan kesatuan umat Islam, serta dengan istiqomah menjaga dan membela Islam beserta para pejuangnya dalam menghadapi musuh-musuh Islam.

Disamping itu para ulama juga harus meningkatkan hubungan persaudaraan, komunikasi, informasi dan koordinasi antar para ulama, habaib dan tokoh Gerakan/lembaga Islam. Kemudian harus menguatkan keberadaan Gerakan/lembaga Islam di tengah umat terutama ketika tengah terjadi gejolak temporal sebagai bentuk awal kepemimpinan Gerakan/lembaga Islam atas umat, misalnya menentang keberadaan intelijen AS dalam Namru 2 dengan dalih penelitian kesehatan.

Para ulama dan habaib juga harus menggelorakan terus semangat untuk perjuangan syariah sesuai hasil Kongres Umat Islam Indonesia ke-4 (KUII IV) tahun 2005 dan penolakan terhadap sekularisme, pluralisme, dan liberalisme sebagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005.

Adapun terkait Ahmadiyah, para ulama dan habaib meminta kepada organisasi Islam dan umat Islam umumnya untuk menerima dan membina pengikut Ahmadiyah yang bertobat.

”Yang lebih penting pertemuan itu merekomendasikan agar para ulama, habaib dan tokoh membentuk Forum Umat Islam dan Dewan Kesatuan Ulama’nya di seluruh daerah di Indonesia,” ujar sekjen FUI, KH Muhammad Al Khaththath saat menggelar konferensi pers Kamis kemarin di Ponpes Darunnajah. [pd/suara-islam.com]

Pemerintah Diminta Tanggalkan Sekularisme

Suara-Islam Online–Pemerintah diminta segera menghentikan dan menghapus segala bentuk sekulerisme, liberalisme, dan kapitalisme yang telah nyata-nyata menghancurkan Indonesia dan menggantikannya dengan sistem Islam. Demikian salah satu rekomendasi dari Pertemuan, Ulama dan Habaib se-Indonesia yang digelar Forum Umat Islam, sejak Rabu (25/6) hingga 26/6) di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta.

Dalam rekomendasinya, para ulama, habaib dan tokoh umat se-Indonesia juga meminta kepada pemerintah untuk bersikap kuat dan tegas terhadap asing dan LSM komprador sehingga Indonesia tidak dijadikan bulan-bulanan pihak asing. Kemudian Sungguh-sungguh menjaga akidah umat dengan segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk membubarkan Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya serta pendukungnya (seperti AKKBB).

Pemerintah diminta untuk sungguh-sungguh berpihak kepada rakyat dengan menurunkan harga BBM. menasionalisasi aset rakyat yang telah dikuasai oleh asing dan menghentikan kerjasama dengan Namru 2.

”Pemerintah juga diminat untuk segera membersihkan pemerintahan dari koruptor dan para komprador asing,” ujar Ismail Yusanto membacarakan rekomendasi pertemuan ulama dan habaib iitu. Di samping itu pemerintah diminta segera membebaskan Habib Rizieq dan Munarman dari segala tuduhan.

Pertemuan Besar Ulama, Habaib dan Tokoh se-Indonesia berakhir Kamis malam tadi. Sebelum pulang ke daerahnya masing-masing, para ulama, Habaib dan Tokoh umat yang datang dari sejumlah daerah di indonesia tersebut pagi ini mendatangi Polda Metro Jaya untuk menjenguk Ketua Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab dan Panglima Komando Laskar Islam Munarman. [pd/www.suara-islam.com]

Rekomendasi Lengkap Pertemuan besar ulama, Habaib dan tokoh se-indonesia

Suara-Islam Online–Pertemuan besar ulama, Habaib dan tokoh se-indonesia yang diselenggarakan Forum Umat Islam di Ponpes Darunnajah telah berakhir Kamis Malam (26/6). Berikut rekomendasi lengkap Pertemuan Besar Ulama, Habaib dan Tokoh se-Indonesia, yang diselenggarakan di Jakartam 21-22 Jumadil akhir 1429 H, bertepatan tanggal 25-26 Juni 2008 H.

Bagi ulama, habaib, dan tokoh umat Islam:

1. Harus menjadi kelompok terdepan dalam pembinaan keluarga dan masyarakat untuk mendakwahkan Islam secara kaffah dan amar ma’ruf nahi munkar menuju perubahan bagi tegaknya syariat Islam dan kesatuan umat Islam, serta dengan istiqomah menjaga dan membela Islam beserta para pejuangnya dalam menghadapi musuh-musuh Islam

2. Harus meningkatkan hubungan persaudaraan, komunikasi, informasi dan koordinasi antar para ulama, habaib dan tokoh Gerakan/lembaga Islam

3. Harus menguatkan keberadaan Gerakan/lembaga Islam di tengah umat terutama ketika tengah terjadi gejolak temporal sebagai bentuk awal kepemimpinan Gerakan/lembaga Islam atas umat, misalnya menentang keberadaan intelijen AS dalam Namru 2 dengan dalih penelitian kesehatan.

4. Harus menggelorakan terus semangat untuk perjuangan syariah sesuai hasil Kongres Umat Islam Indonesia ke-4 (KUII IV) tahun 2005 dan penolakan terhadap sekularisme, pluralisme, dan liberalisme sebagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005.

5. Meningkatkan soliditas internal Gerakan/lembaga Islam (keteladanan, kualitas kader, kepemimpinan, administrasi manajerial, dana, sarana prasarana, dan ketaqwaan dan tawakkal ala Allah)

6. Meminta kepada organisasi Islam dan umat Islam umumnya untuk menerima dan membina pengikut Ahmadiyah yang bertobat

7. Agar para ulama, habaib dan tokoh membentuk Forum Umat Islam dan Dewan Kesatuan Ulama’nya.

8. Mendorong revolusi damai sesuai ajaran Islam sebagai jalan perubahan. Untuk itu perlu kesatuan umat dan kepemimpinan umat dalam struktur organisasi yang rapi.

Bagi masyarakat:

1. Harus meningkatkan pemahaman dan kesadaran bahwa saat ini masih terjadi penjajahan di bidang aqidah, sosial, ekonomi, politik, dan budaya sebagai akibat tidak diterapkannya syariat Islam.

2. Bahu membahu bersama para ulama, habaib dan tokoh lembaga/organisasi Islam untuk melakukan perubahan menuju tegaknya syariat Islam dan kesatuan umat.

Bagi pemerintah:

1. Segera menghentikan dan menghapus segala bentuk sekulerisme, liberalisme, dan kapitalisme yang telah nyata-nyata menghancurkan Indonesia dan menggantikannya dengan sistem Islam.

2. Bersikap kuat dan tegas terhadap asing dan LSM komprador sehingga Indonesia tidak dijadikan bulan-bulanan pihak asing.

3. Sungguh-sungguh menjaga akidah umat dengan segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk membubarkan Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya serta pendukungnya (seperti AKKBB).

4. Sungguh-sungguh berpihak kepada rakyat dengan:

5. Menurunkan harga BBM

6. Menasionalisasi aset rakyat yang telah dikuasai oleh asing

7. Menghentikan kerjasama dengan Namru 2

8. Segera membersihkan pemerintahan dari koruptor dan para komprador asing

9. Membebaskan Habib Rizieq dan Munarman dari segala tuduhan.

Bagi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR):

1. Segera mengesahkan RUU-APP bersama dengan pemerintah yang sesuai dengan rekomendasi MUI

2. Membatalkan segala UU yang merugikan rakyat (seperti UU Migas, UU SDA, UU Penanaman Modal, dll).

3. Menolak intervensi asing dalam pembuatan UU

4. Mengganti KUHP yang ada dengan KUHP yang sesuai dengan syariat Islam.

[Pd/www.suara-islam.com]
-------------------------------------------------------------------------------------
Komentar saya:
Memang ini lah yang diperlukan ummat islam mempersatukan seluruh gerakan dakwah,jalin ukhuwah islamiyah dan rapat kan barisan dalam memperjuangkan islam.dengan pembelajaran dari tragedi monas mudah-mudahan dapat mempersatukan ummat islam indonesia agar tidak lagi terpecah belah. Amin ya Allah

Alisher Seorang Jurnalis Kyrgyz Menjadi Korban Kekejaman Karimov


Syabab.Com - Ayah dari seorang jurnalis mengecam keras Presiden Uzbekistan Karimov atas keterlibatanya dalam pembunuhan terhadap putranya itu Alisher Saipov. Sang ayah, Avas Saipov menyatakan dengan tegas dalam sebuah wawancara bahwa Karimov telah memerintah dan membiayai pembunuhan terhadap anaknya, dengan bantuan kantor intelejen Kyrgistan.
Avas mengatakan Karimov harus bertanggungjawab penuh atas penembakkan pada 24 Oktober 2007 lalu, yang terjadi di kota Osh, di selatan Kyrgyzstan.

Dia menduga bahwa sang pembunuh telah menerima bantuan dari Kementrian Dalam Negeri Kyrgyzstan dan Komite Keamanan Nasional Negara (GKNB). Ia menyebutkan bahwa Diktator Presiden Uzbekistan itu telah membayar orang-orang di Kyrgyzstan untuk membunuh Alisher.

"Semua yang saya tahu, Islam Karimov bertanggungjawab atas kematian Alisher; itu terjadi atas perintah Islam Karimov," kata Avas Saipov.

"Orang--orang di Kyrgyzstan dibayar oleh Islam Karimov - petugas Kementrian Dalam Negeri dan GKNB sebagai pegawai pemerintah - diberikan bantuan," katanya lagi.

Vokal dan Kritis

Alisher Saipov adalah seorang kepala editor mingguan politik yang berbahasa Uzbek "Siyosat" dan tewas ditembak dari jarak dekat setelah meninggalkan kantornya pada bulan Oktober 2007 lalu.

Beberapa pihak mengatakan bahwa tentara keamanan Uzbek telah diperintah membunuh warga keturunan Uzbek yang berumur 26 tahun tersebut.

Saivop, seorang warga Kyrgyzstan juga sering memberikan kontribusi pada VoA dan RFE/RL. Ia telah menulis kerusakan-kerusakan di bawah kekuasaan Uzbekistan dan juga mengkritik kerjasama pemerintah Uzbekistan dan Kyrgyzstan, menulis para pegawai intelejen Uzbek beroperasi secara bebas di selatan Kyrgyzstan.

Saipov juga melindungi bukti-bukti kekerasan yang menyerang kaum Muslim pada tragedi di Ferghana Valley, di mana dibohongi di Kyrgyzstan dan Uzbekistan juga Tajikistan. Dia kerap kali melakukan wawancara dengan pada anggota kelompok Islam yang giat mengkritisi kediktatoran penguasa Uzbek seperti gerakan Hizbut Tahrir dan Islamic Movenment of Uzbekistan (IMU).

Saipov telah memberikan laporannya tentang tragedi berdarah pada Mei 2005 di kota Andijan, sebelah timur Uzbek. Tragedi berdarah tersebut menewaskan ratusan pemrotes sipil termasuk wanita dan anak yang tak bersenjata. Dirinya bahkan pernah berkunjung ke tempat pengungsian di Kyrgyzstan dan mewawancara para pengungsi korban Andijan setelah pasukan pamerintah melakukan tembakan brutal terhadap para peserta pengunjuk rasa yang dilakukan secara damai. Diberitakan ribuan orang tewas dan menjadi syuhada.

Sebelum dibunuh, Saipov mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dirinya telah menerima ancaman pembunuhan.

Dia juga seorang yang menjadi target media pemerintah Uzbek yang mengkampanyekan sejumlah laporan tentang Saipov dan menyebutnya sebagai "musuh bangsa Uzbek" dan menuduh dirinya telah mebuat situasi Uzbekistan tidak stabil.

Penguasa Tak Suka Kebenaran

Avas Saipov mengatakan bahwa laporan-laporan dari putranya pada isu-osi sensitif menjadi alasan para politis di kedua negara, Kyrgyzstan dan Uzbekistan menginginkan dirinya mati.

"Kementrian Dalam Negeri [Kyrgystan] dan pelayanan khusus telah bekerjasama dengan pelayanan keamanan Uzbekistan terlibat dalam pembunuhan Alisher," katanya.

Bahkan baru-baru ini Avas melayangkan surat terbuka terhadap Presiden Kyrgizstan yang mengungkapkan persengkngkolan pihak keamanan dengan perintah Presiden Uzbekistan yang diktator itu.

"Ini diperintah oleh Presiden Uzbekistan Karimov yang telah membantu struktur keamanan Kyrgyz dan para pegawai lokal. Alisherku telah meninggalkan keluarga, istrinya Nazokat dan putirnya Zulaikho yang berumur hampir dua bulan ketika ayahnya dibunuh. Setahun atau dua tahun lebih, cucuku akan perlu mengetahui di mana ayahnya. Lalu apa yag harus saya katakan kepadanya?" tulis Avas Saipov dalam surat terbukanya kepada Presiden Kygyzstan.

"Mengapa mereka tertarik pada hal ini? Sebab mereka tidak suka pada kebenaran," imbuhnya lagi.

Bahkan dalam penutup suratnya Avas menyatakan, "Alisher telah dibunuh untuk kebenaran."

Apa yang dikatakan Avas senada dengan ungkapan Taji Mustafa, perwakilan media Hizbut Tahrir Inggris yang mengatakan alasan Uzbekistan menginginkan Hizbut Tahrir dilarang karena mereka menginginkan Hizbut Tahrir diam yang selama ini mengungkapkan kolonialis barat yang selalu mendukung para diktator di negeri tersebut [baca: [Dua Muslimah Pengemban Dakwah di Uzbekistan Ditahan 5 Tahun Penjara].

Di negeri Imam Bukhori tersebut ribuan para pengikut yang dilahirkan di bumi Palestina tersebut dibunuh dan dijebloskan ke penjara. Padahal gerakan yang mengingkan syariah tegak melalui satu metode: Khilafah ini tak pernah menggunakan kekeasan dalam perjuangannya. Baru-baru ini dua muslimah pengemban dakwah gerakan tersebut dipenjara 5 tahun. Gerakan ini menarik perhatian penduduk Muslim Uzbekistan terutama keterkaitannya dengan sejarah umat Islam di negeri tersebut yang melahirkan para ulama seperti Imam Bukhori. [z/rfe/rl/htb/ferghana/syabab.com]


Jumat, 27 Juni 2008

Indonesia Diminta Akui Kemerdekaan Kosovo

Warga muslim Kosovo berharap negara-negara didunia mengakui kemerdekaannya yang sudah dideklarasikan pada 17 Februari 2008, karena sejauh ini hanya 45 negara yang mengakui kemerdekaan negara termasuk Indonesia sebagai negara muslim terbesar bisa mengeluarkan pengakuan itu pada awal-awal deklarasi kemerdekaan.

"Seperti anda ketahui Kosovo sudah menyatakan kemerdekaan itu pada 17 Februari lalu, tapi sampai saat ini yang telah mengakui kebebasan negara kami hanya 45 negara kami menantikan pengakuan dari Indonesia, " ujar Sekjen Komunitas Muslim Kosovo Resul Rexhepi di sela-sela pelaksanaan Pertemuan World Peace Forum, di Hotel The Sultan, Jakarta, Kamis (26/6).

Dalam pertemuan Forum Perdamaian Dunia kedua yang digagas oleh PP Muhammadiyah, Resul berharap, kedatangannya dalam pertemuan itu akan membuka kesempatan bagi negara memperoleh pengakuan dari negara atas kemerdekaan yang telah dicapainya.

Ia juga menyayangkan, sikap dari negara-negara Arab yang belum mengakui kemerdekaan Kosovo, hanya Turki, Afganistan, dan Senegal yang sudah memberikan pengakuannya.

"Kami mengingatkan bangsa Kosovo 95 persen muslim, kami mengharapkan kepada pemimpin di negara penduduk muslim terbesar bisa menerima apa yang telah kami capai, padahal negara-negara barat dan Eropa sudah mengakuinya, ke mana saudara-saudara dari muslim, " tanyanya.

Dirinya mengakui, sangat menanti pengakuan kemerdekaan negaranya daribangsa-bangsa Arab terutama mayoritas muslim. (Eramuslim.com)

Muslim 4 Life

We are the youth
Let us Bring Islam Back
We did it in the past
So let us do it again

M-U-S-L-I-M
MUSLIM 4 LIFE
& WE WILL NEVER GIVE IN
WE STAND UP AND SPEAK OUT
AGAINST THOSE WHO OPPRESS
WE TAKE ISLAM &
WE TAKE NO LESS

Carrying Islam
is like carrying a hot coal
pure pressure surrounds us
but we won’t fold
when time become tough
remember Jannah

it was difficult
even for the Sahabas
No success
without struggle
Keep our best friends Muslim
So we're always out of trouble
checking our ideas
the way we think

based on Islam
Because Islam is our Deen
Bonded by our ideas
Islamically connected
Days of jahillah
Alhamdulillah we left it
Islamic as a yardstick
That we measure
Only for Allahs
And to gain HIS pleasure

ini adalah lirik dari judul lagu Muslim for life dari Soldier of Allah

Kamis, 26 Juni 2008

Timbuktu, Kota Legenda Islam di Afrika Barat

Sungguh tragis nasib Timbuktu. Kota terpenting dalam sejarah peradaban Islam di benua Afrika Barat itu, kini telah berubah menjadi wilayah yang terisolasi dan terpencil. Situasi dan pemandangan ‘negeri di ujung dunia’ itu, begitu kontras bila dibandingkan dengan Timbuktu 900 tahun lalu - ketika Islam mencapai kejayaannya di wilayah itu.

Sejarah mencatat, pada abad ke-12 M Timbuktu telah menjelma sebagai salah satu kota pusat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam yang termasyhur. Di era kejayaan Islam, Timbuktu juga sempat menjadi sentra perdagangan terkemuka di dunia. Rakyat Timbuktu pun hidup sejahtera dan makmur.

Secara gemilang, sejarawan Abad XVI, Leo Africanus, menggambarkan kejayaan Timbuktu dalam buku yang ditulisnya. ”Begitu banyak hakim, doktor dan ulama di sini (Timbuktu). Semua menerima gaji yang sangat memuaskan dari Raja Askia Muhammad - penguasa Negeri Songhay. Raja pun menaruh hormat pada rakyatnya yang giat belajar,” tutur Africanus.

Di era keemasan Islam, ilmu pengetahuan dan peradaban tumbuh sangat pesat di Timbuktu. Rakyat di wilayah itu begitu gemar membaca buku. Menurut Africanus, permintaan buku di Timbuktu sangat tinggi. Setiap orang berlomba membeli dan mengoleksi buku. Sehingga, perdagangan buku di kota itu menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibanding bisnis lainnya.

Lalu bagaimanakah peradaban Islam bisa berkembang pesat di negeri yang berada nun jauh di ujung dunia itu? Tombouctou - begitu orang Prancis menyebut Timbuktu - adalah sebuah kota di negara Mali, Afrika Barat. Kota multietis itu dihuni oleh suku Songhay, Tuareg, Fulani, dan Moor. Secara geografis, Timbuktu terletak sekitar 15 kilometer dari Sungai Niger.

Kota Timbuktu didirikan suku Tuareg Imashagan pada abad ke-11 M. Alkisah, saat musim hujan, suku Tuareg menjelajahi padang rumput hingga ke Arawan untuk mengembalakan hewan peliharaan mereka. Ketika musim kering tiba, mereka mendatangi sungai Niger untuk mencari rumput. Ketika tinggal di sekitar sungai, suku Tuareg terserang sakit akibat gigitan nyamuk dan air yang menggenang.

Dengan kondisi yang kurang menguntungkan itu, mereka memutuskan untuk menetap beberapa mil dari sungai Niger dan mulai menggali sebuah sumur. Ketika musim penghujan datang, suku Turareg biasa meninggalkan barang-barang yang berat kepada seorang wanita tua bernama Tin Abutut - yang tinggal dekat sungai. Seiring waktu, nama Tin Abutut berubah menjadi Timbuktu.

Sejak abad ke-11 M, Timbuktu mulai menjadi pelabuhan penting - tempat beragam barang dari Afrika Barat dan Afrika Utara diperdagangkan. Pada era itu, garam merupakan produk yang amat bernilai. Di Timbuktu garam dijual atau ditukar dengan emas. Kemakmuran kota itu menarik perhatian para sarjana berkulit hitam, pedagang kulit hitam, dan saudagar Arab dari Afrika Utara.

Garam, buku, dan emas mejadi tiga komoditas unggulan yang begitu tinggi angka permintaannya pada era itu. Garam berasal dari wilayah Tegaza dan emas diproduksi dari tambang emas di Boure dan Banbuk. Sedangkan buku dicetak dan diproduksi para sarjana atau berkulit hitam dan ilmuwan dari Sanhaja. Proses pembangunan pertama kali berlangsung di Timbuktu pada awal abad ke-12 M. Para arsitek Afrika dari Djenne dan arsitek Muslim dari Afrika Utara mulai membangun kota itu. Pembangunan di Timbuktu berlangsung menandai berkembang pesatnya perdagangan dan ilmu pengetahuan. Saat itu, Raja Soso diserbu kerajaan Ghana. Sehingga, para ilmuwan dari Walata eksodus ke Timbuktu.

Timbuktu pun menjelma menjadi pusat pembelajaran Islam serta sentra perdagangan. Di abad ke-12 M, Timbuktu telah memiliki tiga universitas serta 180 sekolah Alquran. Ketiga universitas Islam yang sudah berdiri di wilayah itu antara lain; Sankore University, Jingaray Ber University, dan Sidi Yahya University. Inilah masa keemasan peradaban Islam di Afrika.

Guna memenuhi ‘dahaga’ masyarakat Muslim Timbuktu akan beragam pengetahuan, buku yang dijual di kota itu banyak yang didatangkan dari negeri Islam lainnya. Selain itu, tak sedikit pula buku-buku yang diperjualbelikan adalah hasil karya para ilmuwan dan sarjana di Tumbuktu. Di kota itu juga sudah ada industri percetakan buku.

Perpustakaan universitas dan milik pribadi pun bermunculan dengan beragam koleksi buku yang ditulis para ilmuwan. Ilmuwan terkemuka Timbuktu, Ahmad Baba, pada masa itu sudah memiliki perpustakaan pribadi dengan jumlah koleksi buku mencapai 1.600 judul. Perpustakaan Ahmad Baba itu tercatat sebagai salah satu perpustakaan kecil yang ada di Timbuktu.

Pada tahun 1325 M, Timbuktu mulai dikuasai Kaisar Mali, Masa Mussa (1307 M - 1332 M). Raja Mali yang terkenal dengan sebutan Kan Kan Mussa itu begitu terkesan dengan warisan Islam di Timbuktu. Sepulang menunaikan haji di Makkah, Sultan Musa membawa seorang arsitek terkemuka asal Mesir bernama Abu Es Haq Es Saheli. Sang sultan menggaji arsitek itu dengan 200 kilogram emas untuk membangun Masjid Jingaray Ber - masjid untuk shalat Jumat.

Sultan Musa juga membangun istana kerajaannya atau Madugu di Timbuktu. Padamasa kekuasaannya, Musa juga membangun masjid di Djenne dan masjid agung di Gao (1324 M - 1325 M) - kini tinggal tersisa fondasinya saja. Kerajaan Mali mulai dikenal di seluruh dunia, ketika Sultan Musa menunaikan ibadah haji di tanah Suci, Makkah pada tahun 1325 M.

Sebagai penguasa yang besar, dia membawa 60 ribu pegawai dalam perjalanan menuju Makkah. Hebatnya, setiap pegawai membawa tiga kilogram emas. Itu berarti dia membawa 180 ribu kilogram emas. Saat Sultan Musa dan rombongannya singgah di Mesir, mata uang di Negeri Piramida itu langsung anjlok. Pesiar yang dilakukan sultan itu membuat Mali dan Timbuktu mulai masuk dalam peta pada abad ke-14 M.

Kesuksesan yang dicapai Timbuktu membuat seorang kerabat Sultan Musa, Abu Bakar II menjelajah samudera dengan menggunakan kapal. Abu Bakar dan tim ekspedisi maritim yang dipimpinnya meninggalkan Senegal untuk berlayar ke Lautan Atlantik. Pangeran Kerajaan Mali itu kemungkinan yang menemukan benua Amerika. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan bahasa, tradisi dan adat Mandika di Brasil.

Sayang, kejayaan Timbuktu terus meredup seiring bergantinya zaman. Kini Timbuktu hanyalah sebuah kota terpencil yang lemah. Bahkan nyaris terlupakan. Mungkinkah peradaban Islam bangkit kembali di negeri itu? heri ruslan (republika)

Rabu, 25 Juni 2008

Pria Berpistol Ini Biasa Sholat di Masjid Ahmadiyah


Meski Polisi mengelak mengatakan bahwa pria mengacungkan dan meletuskan pistol dengan kostum AKKBB dalam rusuh Monas, Ahad (1/6) yang diketahui bernama Bripka Iskandar Soleh, sebagai pengikut Ahmadiyah. Sedikit-demi-sedikit keterlibatan Bripka Iskandar sebagai jemaat Ahmadiyah mulai terungkap, dia disinyalir merupakan anggota Ahmadiyah Tangerang.

Sinyalemen keikutsertaan sebagai warga Ahmadiyah ini diungkapkan Ketua RW 02 Peninggilan Utara Tangerang, Tatang M tempat di mana Iskandar tinggal.

Berdasarkan pengakuan Tatang, Bripka Iskandar sering terlihat shalat jumat di Masjid Arrohman Jalan H. Gaded Tangerang yang merupakan masjid dan markas Ahmadiyah di wilayah itu. "Sepertinya dia anggota Ahmadiyah, soalnya saya sering lihat dia jumatan di masjid Ahmadiyah, " ujarnya, Kawasan Ciledug Tangerang, Rabu (25/6).

Bagian Komunikasi Jamaah Ahmadiyah Peninggilan Utara, Munawar pun tidak menyangkal bahwa Iskandar pernah shalat Jumat di masjid itu. Namun, ia tidak bisa memastikan apakah Iskandar bagian dari anggotanya atau bukan.

Keikutsertaan dalam demo provokatif AKKBB di Monas awal Juni lalu ini, dapat menjadi salah satu penguat bahwa dirinya setuju dengan Ahmadiyah. Polri seharusnya lebih serius dan lebih adil dalam menangani kasus rusuh Monas ini. Kelompok Ahmadiyah juga harus ditangkap agar bisa diperiksa secara intensif mengapa dalam aksi di Monas awal Juni lalu tersebut melakukan provokasi dengan mendekati kelompok umat Islam di mana FPI ada di sana, padahal itu bukan jalur aksi unjuk rasa AKKBB.

Menanggapi pernyataan Kadiv Humas Mabes Pori Irjen Abubakar Nataprawira bahwa senjata yang diacungkan Iskandar hanya senjata mainan.

Kuasa Hukum FPI Ari Yusuf Amir menegaskan, bahwa senjata yang dibawa dan dikeluarkan oleh Bripka Iskandar pada saat insiden Monas 1 Juni lalu adalah asli. "Itu tidak benar, kita punya saksi mata kalau senjata itu asli dan ada bunyi letusan, " ujar Yusuf.

Dia juga menyangkal, bahwa Bripka Iskandar melindungi anaknya yang berada di dekatnya. Menurutnya anak kecil yang terlihat dalam gambar berdiri di samping Bripka Iskandar adalah putra dari salah seorang Laskar Pembela Islam.

Yusuf menyangsikan, tindakan kepolisian yang lamban dalam menangkap Bripka Iskandar yang merupakan anggota kepolisian.
"Ini semacam ada yang disembunyikan. Dia kan anggota polisi di Jabotabek, tapi malah baru terungkap sekarang, " pungkasnya. (eramuslim.com)
------------------------------------------------------------------------------------
Komentar saya:
"Berdasarkan pengakuan Tatang, Bripka Iskandar sering terlihat shalat jumat di Masjid Arrohman Jalan H. Gaded Tangerang yang merupakan masjid dan markas Ahmadiyah di wilayah itu. "Sepertinya dia anggota Ahmadiyah, soalnya saya sering lihat dia jumatan di masjid Ahmadiyah, " ujarnya, Kawasan Ciledug Tangerang"

"Yusuf menyangsikan, tindakan kepolisian yang lamban dalam menangkap Bripka Iskandar yang merupakan anggota kepolisian.
"Ini semacam ada yang disembunyikan. Dia kan anggota polisi di Jabotabek, tapi malah baru terungkap sekarang, " pungkasnya"


maklumlah polisi itu memang setia kawan dengan sesamanya :),namanya juga indonesia hukumnya berdasarkan UUD dan KUHP, UUD=Ujung-Ujungnya Duit KUHP=Kasih Uang Habis Perkara (liat aja penuyapan jaksa dalam kasus BLBI,berapa banyak yang jaksa terlibat??)

Sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Tangerang daerah Ciledug itu memang MABES (markas besar)ahmadiyah dan bukan masyarakat sipil saja yang menjadi anggota ahmadiyah polisi disana juga banyak yang menjadi ahmadiyah

Pria Berpistol di Monas Ternyata Memang Massa AKKBB


Teka-teki siapa pria berpistol dengan kostum AKKBB dalam rusuh Monas, Ahad (1/6) akhirnya terkuak. Dia adalah Brigadir Kepala Iskandar, anggota polisi Polres Metro Tangerang. Iskandar telah ditangkap satuan provoost polisi di kediamannya di Tangerang dan kini masih dalam penyidikan.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri, Bripka Iskandar saat ikut aksi AKKBB di Monas bukan dalam rangka tugas kepolisian, namun inisiatif pribadi. “Dia mengantar mertua, isteri, dan anak karena diundang Ahmadiyah, ” ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, di Mabes Polri Jakarta (23/6).

Saat ditanya apakah itu berarti Iskandar seorang pengikut aliran sesat Ahmadiyah? Abubakar mengelak, “Kita masih teliti. Masih dalam pemeriksaan provoost.” Namun Abubakar menambahkan bahwa mertua, isteri, dan anaknya memang ikut aliran sesat Ahmadiyah.

Walau AKKBB mengaku Bripka Iskandar bukan anggotanya, tapi sudah jelas keikutsertaan Iskandar dalam demo provokatif AKKBB di Monas awal Juni lalu adalah bagian dari massa AKKBB. Sebab, jika bukan anggota, mengapa Iskandar dibiarkan ikut, malah ikut mengenakan pita merah tanda anggota AKKBB di lengan kiri. Seharusnya, korlap demo AKKBB mengusir Iskandar jika Iskandar memang bukan bagian dari massa AKKBB.

Sebab itu, Polri seharusnya lebih serius dan lebih adil dalam menangani kasus rusuh Monas ini. Habib Rizieq harus dibebaskan karena tidak bersalah demi hukum. Dan yang harus diseret ke dalam penjara adalah aktor-aktor intelektual AKKBB baik yang berada di lapangan maupun yang menskenariokan bentrok, karena mereka memang menginginkan rusuh dalam aksi tersebut.

Kelompok Ahmadiyah juga harus ditangkap agar bisa diperiksa secara intensif mengapa dalam aksi di Monas awal Juni lalu tersebut melakukan provokasi dengan mendekati kelompok umat Islam di mana FPI ada di sana, padahal itu bukan jalur aksi unjuk rasa AKKBB. Kita tunggu keberanian Polri untuk bersikap adil dalam membongkar kasus rusuh Monas, sebab jika tidak, jangan salahkan jika umat Islam bertindak sendiri menegakkan keadilan agama Allah SWT ini dalam kasus tersebut.(eramuslim.com)
------------------------------------------------------------------------------------
Komentar saya:
wah ternyata polisi memang tidak adil kenapa habib Rizieq Shihab gampang ditangkep tapi,seorang provokator yang juga notabenenya seorang polisi butuh waktu yang lama untuk ditangkap, tanya kenapa???

Ketika Dita Dilarang Ngaji

By: Iwan Januar

Sebel! Itu satu-satunya yang nyangkut di kepala Dita. Kesebelan itu adalah untuk Ummi, the one and only nyokap(ibu) di rumah dan di jagat ini. Kok bisa sih sebel sama nyokap(ibu) sendiri? Yee emangnya kamu nggak pernah? Kalau impian manis kamu dijegal - duile sadis banget bahasanya kayak politik di DPR aja - sama nyokap kamu, apa kamu nggak marah? So, jangan sembarangan nuduh Dita itu nggak berbakti sama orang tua ya? (Lho kita kok jadi ngebelain Dita?).

Coba, denger nih. Waktu Ummi minta Dita masuk SMU Islam Terpadu (bukan Terpaksa Pake Duit ye he…he…) Dita nurut. Alasan Ummi supaya shalat dan ngajinya makin bener. Dita cuma manyun karena yang masuk sekolah Islam cuma dia alone, temen-temen se-gank-nya di SMP masuk sekolah biasa, malah ada yang masuk STM jurusan tata boga (maksudnya Sekolah Teknik Memasak alias SMKK hi…hi..hi…). Padahal udah kebayang ama Dita bagaimana ia harus kerepotan dan kepanasan dengan kerudung dan rok panjang (pssst…padahal Dita bersyukur lho pakai rok panjang karena tanda item bekas kena knalpot motor ojek di betis bagian belakangnya jadi nggak ketauan).

Eh, nggak cukup itu, Ummi juga nyuruh Dita pakai jilbab di sekolah en di luar sekolah. Wah. Tapi Dita nuruuuut aja. Daripada harus masuk TPA mendingan masuk sekolah Islam aza deh. Yang sedih adalah waktu ia nekat mau pake tanktop warna pink hadiah ulang tahun ke-17 dari Peggi, sobatnya. Ummi marah besar. “Daripada dipake sama anak Ummi, mending Ummi gunting-gunting,” ultimatum Ummi. Dita cuma bisa pasang muka kecut denger ancaman itu. Akhirnya ia merelakan tanktop yang udah dipengenin dari SMP itu numpuk di antara baju-bajunya yang udah kadaluarsa. Nggak berani dipake. Pada Peggi yang suka nanya tanktop hadiahnya Dita kepaksa bo’ong kalau baju itu nggak dipake gara-gara tali tanktop-nya putus akibat nyangkut di mesin cuci. Peggi cuma manggut-manggut sambil mikir kasian sama Dita karena mesin cucinya udah ketinggalan jaman jadi sampe ngerusak baju (he…he…he…nggak tau aja si Peggi kalau hadiahnya kini udah dijadiin lap di dapur).

Tapi itu dulu. Sekarang Dita enjoy juga tuh masuk sekolah Islam. Ternyata temen-temennya baik-baik, ikhlas-ikhlas dan lucu-lucu juga sih. Apalagi guru-gurunya. Ngajarnya asyik en pada baek-baek. Cuma yang ia suka pengen ketawa kenapa banyak guru cowok yang pada miara jenggot ya? Dita jadi inget vokalisnya Limp Bizkit, Fred Durnst, yang juga jenggotan. Malah kadang ia mikir iseng apa itu jenggot betulan atau akarnya gigi bagian bawah ya? Atau jangan-jangan ulet bulu yang nempel di dagu? Tapi setelah denger penjelasan guru agama bahwa jenggot itu sunah Nabi, Dita baru ngeh dan hormat pada mereka. Ternyata guru-guru di sekolahnya bukan orang sembarangan.

Dita juga sekarang aktif ikut pengajian di sekolah. Malah ia ditunjuk jadi rohis kelas. Eh, sekarang Dita juga udah rajin shalat lho, nggak perlu lagi disuruh-suruh sama Ummi. Puasa sunah juga rajin, apalagi kalau buka puasa. Nggak disuruh pasti langsung makan (he…he..he). Baca Al Qur’annya yang terbata-bata sampai bete en batuk, sekarang udah mulai lancar. Sering tiap abis shalat shubuh Dita baca Al Qur’an. Padahal biasanya abis shubuh Dita bobok lagi diiringi alunan merdu Korn (hiii…amit-amit!). Sekarang, kalau nggak baca Al Qur’an, biasanya pagi-pagi Dita dengerin ceramahnya Aa Gym yang menyejukkan. Lumayan buat ngebina nafsiyyah. Kegiatan Dita juga makin banyak. Mulai dari pengajian di kelas, bakti sosial sampai hiking Islami alias tadabbur alam.

Nah, tadabbur alam ini yang sekarang jadi problemo sama Umminya. Ternyata Ummi nggak setuju kalau Dita ikut, soalnya pakai acara nginep-nginep segala. Udah begitu di alam terbuka. Wah, Dita jadi sedih. Membuat Dita hampir-hampir con molare (putus asa). Padahal untuk acara ini ia kebagian jadi OC-nya. Dita-lah yang ngatur acara ini untuk seksi akhwat. Jauh-jauh hari ia ngerancang acara ini bareng geng rohis, lengkap dengan macem-macem kuis en game yang asyik. Ternyata semuanya rontok di tangan Ummi. Persis Mike Tyson dipukul jatuh Lennox Lewis.

Pokoknya sekarang acaranya sebel-sebelan sama Ummi. Dita juga mikir buat apa kalau begitu ia dulu banyak berkorban ngikutin kemauan Ummi. Masuk sekolah Islam, pake jilbab, ikut ngaji. Masak sih Ummi begitu teganya ngelarang anaknya keluar rumah. Lagian kan untuk ngaji. Dita jadi inget lagu Anggur Merah-nya Opa Meggi Z “teganya…teganya…teganya….” Duh, Ummi kok gitu sih?

“Mi, ini kan untuk pengajian, masak sih Ummi ngelarang?” rengek Ummi sepertujuh putus asa (bosen ah pake ?setengah’). Ummi menatap mata Dita dengan lembut tapi tegas.

“Dita, ngaji itu kan nggak mesti ikut keluar rumah. Banyak kegiatan pengajian yang bisa dilakukan di sekolah dan di rumah. Kan temen-temen kamu yang lain juga bisa ngegantiin kamu. Lagian Ummi punya acara buat kamu,” kata Ummi-nya kalem. Dita kaget, acara apa tuh?

“Ummi minta kamu nemenin nenek selama dua hari di Bandung,” lanjut Ummi. Dita makin lemes denger penjelasan Ummi.

Emang sih udah hampir setahun ia nggak nengok neneknya karena kesibukan ngurusin pengajian di sekolah. Tiap hari Ahad pasti aja ada acara; kalau nggak seminar, diskusi publik, kajian rutin bulanan, dll. Sebenarnya ia ngerasa dosa juga nggak nengok neneknya. Tapi apa asyiknya nemenin nenek. Diajak main kuis Siapa Berani-nya kayaknya nggak mungkin, apalagi kalau di ajak lari marathon ke hutan lindung Juanda (husss!). Kebayang oleh Dita aktivitasnya di sana paling cuma duduk, makan cemilan tempe goreng sambil mijitin kakinya Nenek. Ah, bete abis!

“Nanti kamu berangkat ke Bandung sama Abi di malam Agustusan,” kata Ummi lagi.

“Mumpung Abi kamu ada urusan kerja di Bandung,” lanjut Ummi. Dita udah nggak berselera denger omongan Ummi.

ooOoo

“Hah, kamu nggak jadi ikut?” komentar panitia setengah teriak, setengah lagi diem (kayak gimana tuh?). Dita udah bisa nebak kalau teman-temannya pasti syok. Dita sendiri udah hampir nangis. Suara teman-temannya masih berdengung kayak tawon. Di depan Mbak Ninin pembinanya yang alumnus sekolah, Dita berusaha tegar menjelaskan masalahnya dengan Ummi, meski sesekali sesenggukan udah nggak ketahan.

“Ya, ini jadi pelajaran buat kamu Dita. Kamu tuh harus ngelobi orang tua kamu sebelum berdakwah sama orang lain. Coba kalau kamu dari dulu dekat sama ibu kamu, kan nggak bakalan terjadi kasus kayak begini,” kata Mbak Ninin menyesalkan. Denger omongan begitu Dita jadi makin sedih. Kesannya ia nggak bersungguh-sungguh bicara pada Ummi.

“Masak sih ngaji kok dilarang,” kata Mbak Ninin ketus. Wuih, Dita hampir-hampir banjir air mata mendengar ucapan terakhir itu. Mbak Ninin kok galak sih?

Hari itu berada di sekolah terasa lama nggak kayak biasanya. Pelajaran matematika yang biasanya susah jadi terasa nggak gampang (idih sama aja dong). Dita nggak bisa konsentrasi lagi, pikirannya cuma sebel en sebel pada Ummi. Apalagi Mbak Ninin yang diharapkan bisa memberi jalan keluar atau pengertian malah ikutan menyalahkan dia. Oh, dunia terasa sempit buat Dita. Untung masih ada teman-temannya yang ngebantuin Dita.

“Nggak apa-apa Dit, biar gua aja yang jadi gantiin elu di tempat acara. Kita semua insya Allah ikhlas kok kerja di sana,” kata Niken wakil-nya di kepanitiaan.

“Tapi Mbak Ninin kok ngomongnya begitu sih, jahat banget,” Dita sesenggukan lagi sambil terus mengusap matanya pake saputangan (nggak mungkin dong pake sapu lidi).

“Nggak usah didengerin deh. Mungkin Mbak Ninin lagi pusing mikirin acara nanti,” Niken menenangkan.

“Atau mungkin lagi kena sindrom datang bulan kali?” celetuk Sandra.

“Huuu…” teriak anak-anak pada Sandra.

“Elu kali, kalau datang bulan bawaannya marah-marah,” kata Pipi. Sandra mesem-mesem garing.

“Namanya juga manusia, Mbak Ninin juga bisa salah mungkin karena kurang introspeksi,” kata Niken.

“Udah, udah, nggak usah ngomongin orang lain. Biar aja pembina kita kayak begitu, kalau kita sih harus lebih baik lagi. Iya nggak?” kata Pipi yang langsung dijawab anggukan setuju gang-nya.

ooOoo

Jum’at, 16 Agustus 2002, Dita berangkat naik Escudo 2.0 bareng Abi-nya ke Bandung selepas Maghrib. Dita berusaha membuang semua kejuthekan dirinya tapi nggak bisa. Bayangan anak-anak lagi asyik di Espass-nya Sandra sambil dengerin kaset nasyid masih menggoda. Belum lagi kebayang serunya acara ta’lim di vila-nya Pipi. Trus hari Ahad paginya ada rencana hiking ke kebun teh pasti juga seru. Wah Dita pengen nangiiiis.

Selama perjalanan Dita diem aja. Kalau diajak ngomong Dita cuma jawab pendek-pendek. Kalau nggak “iya, kali”, pastinya “nggak tau tuh” atau “terserah Abi deh”. Abi jadi ikut-ikutan bete selama perjalanan. Padahal biasanya Abi dan Dita paling sering becanda-becandaan. Maen tebak-tebakan ngocol. Kayak dua hari yang lalu Abi ngasih tebakan ke Dita.

“Emping apa yang bisa dipake buat komputer?” kata Abi. Dita bingung. Emang ada?

“Empingsil 2B!” kata Abi sambil senyum-senyum puas bisa ngalahin Dita. Nggak mau kalah, Dita ngeluarin tebakan baru.

“Hewan apa yang paling aneh?” tanya Dita semanget. Abi diem, mikir. Tau-tau Abi udah senyum-senyum.

“Belalang kupu-kupu, soalnya siang makan nasi kalau malam minum susu,” tebak Abi girang. Yeee ketauan tebakannya.

“Hih Abi licik, licik, nggak terima, nggak terima,” teriak Dita sambil nyubitin punggung Abi-nya yang lari ke belakang.

Tapi sekarang Dita diem seribu bahasa. Dita cuma paling aktif kalau pergi ke POM bensin. Pengen pipis sih. Abi juga nggak bicara masalah tadabbur alam-nya yang gagal. Karena udah dipesen sama Ummi supaya masalah itu nggak diutak-atik lagi. Dita pasti makin ngambek. Akhirnya sepanjang perjalanan Abi dan Dita diem-dieman sampai akhirnya Dita ketiduran. Dalam mimpinya ia juga masih ngebayangin acara tadabbur alam.

Sampai di rumah Nenek, keduanya disambut Teten, sepupunya, yang buru-buru bukain pintu pager.

“Assalamu’alaikum. Ten, gimana kabarnya? ibu udah tidur ya?” tanya Abi.

“Wa’alaikum salam. Alhamdulillah, sehat wak. Iya, nini udah tidur. Tapi nini udah nyiapin makan kok buat uwak[1] sama Teh Dita. Sini wak, teh, biar tasnya Teten aja yang bawa,” jawab Teten sambil nyodorin tangan ngambil tas ransel Dita.

Ternyata nenek yang udah tidur di sofa ruang tengah jadi bangun denger kedatangan Dita sama Abi. Kayaknya nenek seneng banget ditengok sama Abi dan Dita.

“Kumaha kasep[2], sehat?” tanya Nenek sambil tangannya dicium Abi. Dita yang masih ngantuk maksain buka mata. Jangan sampai nenek tahu gua lagi musuhan sama Ummi, pikir Dita.

“Eleh-eleh, iyeu teh[3] Dita? Meni tos ageung kieu, beki geulis wae[4],” kata nenek sambil meluk Dita. Disebut cakep Dita mesem-mesem.

“Gimana kuliah teh lancar?” tanya nenek.

“Dita belum kuliah nek,” jawab Dita.

“Oh, belum nya? Nenek hilap[5]. Tapi kuliah nanti mau di mana?” tanya nenek lagi.

“Di hukum, Nek,”

“Astaghfirullah, ada apa Dit, berapa bulan?” neneknya kaget. Dita jadi cengar-cengir. Aduh kebayang deh sulitnya komunikasi sama neneknya. Banyak yang nggak nyambung.

“Maksudnya kuliah di fakultas hukum, Bu,” jelas Abi. Nenek manggut-manggut.

Malam itu Dita milih langsung bobok, sementara Abi dan nenek masih terus ngobrol di ruang makan. Nggak terasa tahu-tahu Abinya mencolek pundaknya.

“Dit, Abi pergi dulu ya ke tempat kerja,” kata Abi. Huh dasar, workaholic. Kerjaaaa mulu.

“Iya, deh Bi.”

“Assalamu’alaikum,”

“Wa’alaikum salam,” jawab Dita untuk kemudian nerusin boboknya sampai shubuh.

ooOoo

“Tuh Dit, nenek udah bikin ulen[6] buat Dita. Hayu atuh nyarap heula[7],” kata neneknya setelah lihat Dita beres sholat shubuh. Ah, nenek tetap aja belum berubah, tetap sayang sama cucunya. Dan selalu aja ada ulen buat Dita. Setelah baca basmalah ulen yang empuk dan legit itu langsung ditumbalkan untuk sarapan pagi.

“Teten ke mana, nek?” tanya Dita sambil clingukan nyari anak kelas satu SMP itu.

“Ka lapangan. Katanya sih mau ikut lomba Agustusan panjat pinang,” jawab nenek. Dita manggut-manggut.

“Dita sering-sering atuh nengok nenek. Kangen nenek teh sama Dita,” kata neneknya sambil minum kopi. Dita jadi ngerasa kesindir. Nggak enak ati. Saking sibuknya dakwah jadi lupa nengok nenek sendiri. Aduh Dita, gimana sih kamu, silaturahim itu kan perlu.

“Kan ada Teten, yang nemenin nenek,” kata Dita rada-rada ngeles. Teten itu sepupunya Dita, anak adiknya Abi.

“Atuh si Teten mah budak keneh[8]. Kalau Dita mah bisa nemenin nenek ke pasar, diajak ngobrol. Nenek juga pengen tahu pengajian Dita. Kata Abi kemarin sekeluarga pada jalan-jalan ikut sampanye, nya?”

“Kampanye, nek. Kampanye syari’at,” kata Dita ngelurusin omongan nenek. Nenek manggut-manggut.

“Kalau ibunya Teten kemana nek?” tanya Dita.

“Ah, si eta mah[9], nggak pernah lagi ngurusin anak. Nenek denger mah kerja di diskotik. Dulu udah nenek kasih kerja di warung soto-nya Mang Ocid. Udah lumayan padahal mah. Cukup untuk makan sama uang sekolah-nya si Teten, eh tau-tau kabur. Kata Mang Ocid sih pacaran sama preman diskotik. Udah setaun nggak pernah nengok si Teten,” jawab nenek panjang lebar. Ya, Allah! Pekik Dita dalam hati. Ada aja ya ibu tega ninggalin anak sendiri. Kerja di tempat haram cuma untuk duit yang nggak seberapa.

“Makanya Dit, nenek teh sayang sama Dita dan Ummi. Karena Ummi itu indung anu nyaah kabudak[10]. Padahal dulu nenek teh pernah sebel ka Ummi,” kata nenek lagi.

“Sebel kenapa, nek?” Dita penasaran.

“Iya, sebelum nikah si Ummi teh nggak pernah mau diajak jalan-jalan berdua sama Abi ke rumah nenek. Alasannya belum nikah. Udah gitu pakaiannya mani angkaribung[11], make jubah jeung tiung sagala[12]. Nenek mah takut Ummi Dita teh dulu aliran sesat,” jawab nenek sambil tertawa kecil.

“Nenek baru tahu kalau jilbab(baju kurung) teh busana muslimah,” lanjutnya.

“Ternyata abi kamu nggak salah milih istri. Yang nenek terharu mah waktu kamu lahir Ummi kamu nggak mau pake babysitter. Biar diurus sendiri. Udah gitu Ummi malah keluar dari kerjaannya. Padahal harita[13] udah mau diangkat jadi pimpinan. Kata Ummi kamu kalau kerja kayak begitu mah susah ngurus anak. Biar Abi-nya aja yang nyari duit, mah. Ah, nenek kira Ummi kamu bisanya cuma nyari duit aja. Nggak tahunya pinter juga ngurus anak,” kata nenek lagi sambil ngusap-ngusap tangan Dita.

“Makanya Dita harus syukur ka Gusti Allah, punya ibu yang baik, nyaah ka budak, rajin deui ibadahna. Coba kalau kaya indungna si Teten. Ah, nenek sedih kalau liat si Teten. Untung anaknya nurut sama nenek, baik, rajin lagi sholat sama ngajinya.”

Dita nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Matanya berkaca-kaca. Ah, ternyata Ummi itu memang ibu teladan. Sayang anak lagi. Kenapa aku mesti musuhin Ummi. Toh baru sekali ini aja Ummi nggak ngasih izin ikut kegiatan. Lagipula bener kata Ummi, masih ada teman-temanku yang bisa ngegantiin aku di tempat acara. Ih, durhaka dong kalau gitu aku ngelawan orang tua, apalagi su’udzan kalau Ummi ngelarang pengajian. Mendadak Dita jadi kangen sama Ummi. Pengen minta maaf.

Untung sebelum air matanya jatuh di luar rumah teriakan anak-anak yang ikut lomba Agustusan terdengar kencang. Buru-buru Dita lari ngambil kerudung sambil melongokkan kepala ke luar jendela. Liat anak-anak yang lomba panjat pinang di lapangan. Padahal sih, sambil ngusap air mata yang ampiiiiir aja menetes. Kalau sampai keliatan nenek, tengsin dong.

Dari rumah nenek terlihat jelas kalau si Teten lagi semanget-semangetnya ngejarah aneka hadiah yang disediakan panitia di pucuk pohon pinang. Ada sapu ijuk, sendal jepit, kaos sepak bola, topi, mobil-mobilan, dan sekotak besar mi instan. Dari bawah anak-anak berteriak pada Teten minta diambilkan hadiah-hadiah itu. Nggak terasa akhirnya semua hadiah itu ludes diturunin Teten.

ooOoo

Sabtu malam, ba’da Isya, Abi baru pulang dari kebun percobaan tempat kerjanya. Bareng nenek dan Dita, mereka asyik makan roti isi keju dan pisang khas Bandung yang enak punya. Dita udah ngocol lagi sama Abinya. Meski lagi pegel-pegel, Abinya ngelayanin aja kocolan anak pertamanya ini. Abis kemarin di perjalanan bete abis sih jalan ama Dita. Kayak naik mobil ama patung.

“Assalamu’alaikum,” suara dari luar.

“Wa’alaikum salam,” jawab mereka bertiga. Tahu-tahu Teten masuk sambil bawa kardus mi instan. Kayaknya sih berat.

“Dapat darimana, Ten,” tanya Abi heran.

“Hadiah panjat pinang, wak,” kata Teten. Tangannya mulai nyopotin plester yang nutupin kardus. Semuanya jadi penasaran. Nebak-nebak isinya.

“Sepatu kali hadiahnya,” tebak Abi curious. Di dalamnya ternyata banyak kertas. Teten makin nafsu. Terakhir ada kotak coklat mirip-mirip bungkus sepatu. Jangan-jangan sepatu. Tapi kok enteng banget. Setelah dibuka ternyata amplop putih.

“Nggak bakal salah, pasti duit lima puluh ribu,” tebak Teten girang. Amplop itu disobek isinya selembar kertas dengan tulisan gede-gede “MAAF, ANDA BELUM BERUNTUNG!”

Teten lemas, Abi tertawa sambil megang perutnya, Dita sendiri hampir-hampir nggak kuat nahan tawanya. Cuma aja nenek yang bengong, belum ngerti.[]
[1] Uwak=kakak ibu/ayah

[2] cakep

[3] Aduh-aduh ini Dita?

[4] sudah besar begini, makin cantik aja

[5] lupa

[6] suer ini bukan makanan dari daging ular, tapi dari beras ketan

[7] ayo kita sarapan dulu

[8] Ah, si Teten sih masih anak-anak

[9] dia sih

[10] ibu yang sayang sama anak

[11] begitu merepotkan

[12] dengan kerudung juga

[13] waktu itu

[diambil dari Majalah PERMATA edisi 06/Tahun VII/Oktober 2002]

Sekelias Tentang Iwan Januar:
Muhammad Iwan Januar lahir di Jakarta,2 januari 1974. Beliau adalah penulis buku yang berkaitan dengan remaja "Jangan jadi Seleb","Jangan Noda Cinta (keduanya ditulis bersama O.Solihin),"Surga Buat Remaja Lho","Be Positive Be Happy,"Game Mania". Buku lain yang pernah ditulisnya adalah "Bersuami itu Menyenangkan","Beristri itu Menyenangkan","Membangun Keluarga Sakinah","Bila Cinta tak Berbalas".
Selain menekuni dunia menulis, beliau juga menjadi pengajar mata kuliah agama islam di salah satu lembaga pendidikan di Bogor,dan menjadi redaksi majalah remaja islam sobat muda,serta mengisi acara disebuah radio (Voice of Islam),Sekarang beliau tinggal diBogor.