Kamis, 30 Oktober 2008

Habib Riziq : Langsung Mengajukan Banding

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang mengadili perkara Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Mohammad Habib Riziq Shihab, berkaitan dengan peristiwa kerusuhan yang terjadi pada, 1 Juni , 2008, di sillang Monas,memutuskan menghukum (memvonis) 1,5 tahun penjara terhdap terdakwa. Keputusan pengadilan itu, disambut dengan penuh kesedihan diantara para anggota FPI, serta sejumlah tokoh Islam, yang hadhir menyaksikan keputusan itu. Bahkan, keputussan itu, hamper menimbulkan kerusuhan dari para pendukung FPI, yang tidak puas atas keputusan yang diambil oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang menghukum Habib Riziq, 1,5 tahun penjara itu, lansung Habib Riziq mengajukan banding kepada Mahkamah Agung. Karena, menilai keputusan itu sangat tidak adil. “Tadi sudah banding. Kita tinggal administrasinya saja. Itu spontan saja. Itu spontan dari Habib sendiri”,kata M.Assegaf, usai sedang di Pengadilan Jakarta Pusat. Hal senada disampaikan kuasa hukum, Ari Yusuf, yang menegaskan : “Kita akan ajukan banding terhadap keputusan ini. Kalau kita ikuti tuntutan yang diajukan inkonsistensi. Habib didakwa menganjurkan, melakukan. Ini menganjurkan apa? Dan, melakukan apa?”, kata Ari.

Memang ini menjadi sebuah kesedihan. Di mana Habib Riziq, serta para pemimpin Islam, yang ingin membela Islam, dan memberantas kesesatan seperti Ahmadiyah, justru dijebloskan ke dalam penjara. Di dakwa melakukan tindak kekerasan, dan hasutan, yang menyebabkan terjadinya kerusuhan di Silang Monas. Padahal, apa yang terjadi di Monas, dan tindakan yang dilakukan anggota FPI, dan Ormas Islam lainnya, tak lain adalah hanya ekses dari sikap kelompok AKKBB, yang terang-terang melakukan pembelaan terhadap Ahmadiyah, yang dimata umat Islam dan tokoh Islam, merupakan gerakan yang telah merusak aqidah Islam.

Mohammad Habib Riziq, yang oleh kalangan Islam disebut sebagai seorang mujahid, yang selama ini mempunyai perhatian yang sangat luar biasa terhadap Islam dan umatnya. Organisasinya yang didirikannya FPI, tak lain, adalah dalam rangka untuk menjaga umat dari pengaruh kemungkaran. Maka, sepanjang berdirinya, FPI selalu melakukan usaha-usaha yan sangat serius untuk memberantas kemunkaran. Seperti tindakan yang dilakukannya penutupan tempat-tempat maksiat, seperti cape, dan bahkan pernah melakukan aksi penyerbuan kantor Majalah Play Boy, di wilayah Jakarta Selatan. Tindakan yang dilakukan FPI mendapat keceman dari kalangan-kalangan yang merasa terganggu. Bahkan, sejumlah fihak menuduh FPI, sebagai kelompok ‘preman berjubah’.

Namun, sepanjang berdirinya organisasi FPI ini, yang menggunakan semboyan : ‘Hidup mulia atau mati syahid’, telah memberikan sumbangan yang tidak sedikit bagi umat Islam di Indonesia. Ketika, terjadi tsunami di Aceh, pertama yang datang ikut menyelamatkan rakyat Aceh adalah laskar FPI. Ratusan laskar FPI datang ke Aceh, mengumpulkan mayat-mayat, yang jumlahnya ratusan, sampai memandikan dan menguburkannya. Habib Riziq sebagai pimpinan tidur di tenda, di dekat kuburan, bersama dengan anggota lainnya. Jenazah seorang perwira Polri dari Polda Aceh, Kolonel Sayyed Husein , yang menemukannya juga laskar FPI.

Ketika berlangsung gempa bumi di Sukabumi, di Bantul, Habib Riziq mengirimkan anggota untu membantu umat Islam, di daerah bencana. Di Bantul, laskar bersama dengan umat Islam lainnya, bahu membahu bersama dengan organisasi lainnya, membantu umat Islam. Namun, stigma yang terus dibangun adalah sebagai kelompok yang lekat dengan kekerasan. Bahkan, ada usaha-usaha yang sistematis yang dilakukan berbagai kelompok untuk membubarkan FPI, dan bahkan FPI ingin dikaitkan dengan kelompok teroris.

Kini, Habib Riziq bersama Munarwan, mendekam di penjara, dan divonis 1,5 tahun, atas perbuatan yang dinilai salah melanggar hukum. Padahal, apa yang mereka lakukan dalam rangka menyelamatkan aqidah umat Islam, dari rongrongan Ahmadiyah dan pendukung-pendukungnya.(sumber:http://eramuslim.com/berita/nasional/habib-riziq-langsung-mengajukan-banding.htm)

RUU Pornografi DISAHKAN

Jika tak ada aral-melintang, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan mengsahkan RUU Pornografi menjadi undang-undang hari ini. Kabar ini disampaikan sebelumnya oleh Ketua Pansus RUU Pornografi, Balkan Kaplale sebagaimana disampaikan kepada beberapa wartawan kemarin.

"Besok (maksudnya hari ini, red) ketuk palu, kan 8 fraksi sudah ok," ujar ketua Pansus RUU Pornografi Balkan Kaplale usai rapat Bamus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/10) kemarin.

Materi RUU Pornografi telah selesai dibahas dan hari ini siap dibawa ke sidang paripurna

"Dalam Rapat Pengganti Bamus semalam memang hampir semua fraksi sepakat, karena saat palu diketok tak ada yang melakukan penolakan," ujarnya.

Sementara itu, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) masih tetap menolak pengesahan. FPDIP akan melakukan rapat sekitar pukul 08.30 WIB di Gedung DPR, untuk menentukan ikut atau tidak dalam sidang paripurna.

"Ada dua pilihan, hadir atau total walk out," ujar anggota pansus RUU Pornografi dari FPDIP Eva Kusuma Sundari, kepada detikcom.

Sebagaimana diketahui, selain menolak RUU Pornografi disahkan, FPDIP bersama Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) dan Fraksi Partai Damai Sejahtera (FPDS) meminta agar RUU ini disahkan setelah reses.

Sebelumnya pada rapat pandangan mini fraksi, FPDIP dan FPDS melakukan walk out sebagai bentuk penolakan terhadap pengesahan RUU Pornografi.

Namun menurut Balkan, permasalahan substansi tidak lagi menjadi persoalan bagi FPDIP dan FPDS karena mereka sudah walk out.

"Pasal 213 ayat 3 (tatib DPR) menyatakan itu sudah sah, mereka harus mendukung," tambah Balkan.

Pasal 213 tatib DPR RI menyebutkan bahwa 'anggota yang meninggalkan sidang (walk out) dianggap telah hadir dan tidak mempengaruhi sahnya keputusan'.

Balkan menyatakan sesuai dengan pasal 213 ayat 3 Tata Tertib DPR RI bahwa peserta yang walk-out itu dianggap hadir dan tidak mempengaruhi apapun hasil keputusan rapat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ketua DPR Agung Laksono yang memimpin Rapat Paripurna DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-undang (RUU) Pornografi menjadi Undang-undang. Keputusan diambil secara aklamasi setelah 8 fraksi menyatakan pandangan akhir fraksi terhadap RUU Pornografi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (30/10). Sementara Fraksi PDIP dan PDS menyatakan walk-out.
Setelah fraksi-fraksi menyatakan setuju, Agung mempersilakan Menteri Agama Maftuh Basyuni untuk menyampaikan pendapat akhir pemerintah. Pemerintah menyambut baik RUU ini dan menyetujui untuk segera diundangkan.

Maftuh Basyuni menambahkan, RUU ini menunjukkan keprihatinan semua pihak terhadap degradasi moral bangsa yang disebabkan berbagai aspek terkait pornografi.

Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo dalam interupsinya sebelum melakukan walk-out menyatakan, sikap PDIP yang menolak RUU Pornografi didasarkan masih terbelahnya masyarakat menyikapi RUU tersebut. Fraksi PDIP juga tidak bertanggung jawab atas pengesahan RUU ini.

Aksi walk-out anggota fraksi PDIP kemudian diikuti oleh anggota fraksi PDS. Ketua FPDS Carol Daniel Kadang sempat meminta penundaan pengesahan RUU Pornografi tersebut.

"Pengesahan RUU ini sebaiknya ditunda. Karena perintah Pansus kepada Bamus agar pemerintah memanggil 2 daerah yang menolak yaitu Bali dan Sulut belum dilaksanakan. Kami ingin keputusan bulat, tidak lonjong," kata Carol.

Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) yang sebelumnya juga keberatan dengan pengesahan RUU ini, akhirnya dapat menerima dan menyetujui rancangan undang-undang tersebut. Bahkan PKB mendorong pemerintah segera melakukan sosialisasi produk hukum yang akan mengatur masalah pornografi ini. (berbagai sumber)

Selasa, 28 Oktober 2008

Anna Canggung

Anna seorang ibu muda yang nampak tak bersemangat dalam menjalani hari-harinya. Siang itu dia bertemu dengan kawan lamanya dipasar,Dina. Anna yang baru pulang menjemput putra sulungnya yang duduk di TK,Boim, mampir membeli diapers untuk anak keduanya yang baru berusia satu tahun. Tak sengaja dia bertemu dengan Dina ditempat yang sama.

"Duh,kangen Na. Makan mie sebentar yuQ disana sambil ngobrol", ajak Dina. Anna melihat jam tangan, jam 2 siang masih cukup waktu untuk mempersiapkan makan malam nanti, dan sibungsu juga masih tidur nyenyak didalam gendongannya,tidak apa-apalah pikirnya.

Mereka duduk didekat jendela Anna memesan es campur untuk Boim, bocah itu nampak bahagia ketika es campur dihidangkan ke mejanya. Sekilas ia melirik Dina,perempuan itu nampak seperti dulu. Mereka dulu adalah rival sekaligus rekan kerja sejati dikampus,dikelas nilai Dina dan Anna saling susul-menyusul,di BEM kampus Dina dan Anna bahu-membahu memperjuangkan idealisme menjadi aktivis yang mengkritisi berbagai kebijakan birokrat yang dinilai berat sebelah.

"Jadi,ibu dosen masih sempat belanja bareng anak-anaknya nih?" Dina membuka obrolan,senyumnya masih seperti yang dulu terlihat lepas dan tanpa beban. Anna menggelengkan kepala.

"Aku bukan dosen lagi,Din. harus mengurus anak-anak siapa lagi yang memperhatikan mereka kalau bukan ibunya?".

"oh, ya...ya. Keluarga tentu nomor satu ya,Na? Hebat masih seperti Anna yang sepenuh hati," Dina tampak sungguh-sungguh, Namun entah mengapa Anna merasa kalimat itu seperti meledek dirinya.

"Jadi ceritakan tentang kamu Din" Anna cepat-cepat menghapus pikiran buruknya,"Anakku baru satu Na, namanya Zaki dia berumur 2 tahun ini photonya."

Satu jam berlalu Anna mohon pamit, ia harus segera pulang, membereskan rumah,menyusui anaknya, lalu menyiapkan makan malam. Nasrul suaminya biasa pulang menjelang maghrib jika tidak ada pekerjaan lain yang mengharuskannya lembur.

Anna memasak sambil melamun, teringat pertemuannya dengan Dina siang tadi,hidup Dina begitu ideal dimatanya,Dina bercerita tentang pertemuan singkatnya dengan suami,kelahiran Zaki yang disambut dengan suka cita,dengan suami yang mengizinkan beraktivitas diluar rumah. Dan yang paling membuat Anna iri, Dina sedang menempuh S2 tugas belajar dari kantor. Semua kebahagiaan itu direngkuhnya sekaligus,suami yang pengertian,anak yang lucu,serta perjalanan karir yang menantang.

Anna teringat dirinya dulu,sejak kecil ia bertabur prestasi disekolah,Anna tidak pernah keluar dari ranking 3 besar sejak SD hingga SMA. Diluar prestasi akademik Anna telah menyumbangkan puluhan trofi memenangi berbagai lomba. Mulai dari lomba melukis,menulis,hingga lomba pidato. Anna yang supel mudah berteman dengan siapa saja, tak sedikit teman lelaki yang mendekati, namun Anna sulit untuk ditaklukkan ia tidak tertarik dengan pria yang berada "dibawah levelnya".

Di kampus,bersama Dina mereka berdua adalah perempuan cemerlang,dua gadis berjilbab itu terkenal sebagai perempuan yang ideal. Cerdas,supel,serta aktif diberbagai kegiatan,Anna menjadi lulusan pertama di angkatannya tak lama menunggu lamarannya sebagai dosen honorer dikampus langsung diterima. Dina menamatkan kuliahnya setahun kemudian lalu mengadu nasib di Jakarta,Anna putus kontak dengannya.

Satu tahun kemudian Anna menikah dengan Nasrul,Pria berkacamata itu adalah dosen di fakultas yang berbeda,Nasrul baru menyelesaikan pendidikan master di Belanda. Anna pernah mendengar sepak terjang Nasrul sebagai ketua BEM tiga tahun sebelum kepengurusannya,Pria itu terkenal dengan kebijakan-kebikannya yang berani laki-laki itulah yang dianggap "selevel" dengannya bahkan Nasrul melebihi Anna dalam segalanya. Kecerdasan,wawasa,idealisme, impian Anna adalah bersuamikan laki-laki yang bisa dijadikan imam dalam segala hal baginya.

Namun Nasrul adalah pria yang berpendirian keras,idealisme Nasrul meminta pengorbanan dari Anna. Saat Boim lahir Nasrul meminta Anna mundur dari perkjaan sebagai dosen,ia ingin Anna konsentrasi mengurus anak-anaknya kelak. Anna mengalah Nasrul adalah imamnya,toh istri tak wajib mencari nafkah lalu Anna mengubur impiannya bersekolah di luar negeri Anna mengubur kecintaannya pada dunia akademik. Ia menghibur diri bahwa memberi perhatian seratus persen pada anak-anaknya akan memberi nilai lebih pada perkembangan mereka nanti.

Meski demikian Anna tak kuasa mengusir hampa,bila ia melihat perempuan seperti Dina masih bisa membagi waktu antara karir dan keluarga,perempuan yang ideal bagi Anna adalah perempuan yang sukses di rumah tangga dan bisa berkiprah di masyarakat. Ah...lagi-lagi idealisme yang berbenturan dengan realita ataukah dahaga yang tak terpuaskan larema tercabutnya syukur dari jiwa?

Malam itu Anna menginap di rumah ibunya,Nasrul sedang berdinas di luar kota Boim dan adiknya sudah tidur dikamar,di ruang makan Anna berkumpul dengan ibu dan adiknya Citra.

"Ci,sebelum menikah diskusikan dulu dengan calon suami nanti bilang kalo kamu juga punya cita-cita,kamu juga mau maju jangan seperti mbak Anna-mu itu apa-apa gak boleh sama suaminya." Mamah menasihati Citra namun kalimatnya seolah-olah lebih ditunjukkan untuk menyindir Anna.

"Ma, Anna kesebelah dulu yah mau ketemu dengan mbak Ani,Boim dan Aim sudah tidur." Anna tidak ingin menunjukkan air matanya ia lebih memilih menuju rumah kakak perempuannya yang tinggal disebelah rumah sang mama.

Kepada Ani, Anna menumpahkan tangisnya dan menceritakan pertemuannya dengan Dina, perasaan yang dipendamnya,keinginnannya yang harus ia pendam demi baktinya kepada Nasrul, kekecewaan mama dan kekecewaannya pada pernikahannya.

"Apa Anna salah memilih suami mbak?" tangis Anna semakin menjadi Ani mengusap punggung adiknya,"Sssst...jangan bilang begitu,Anna bagaimana mungkin kamu menyesali pernikahanmu dengan Nasrul hati-hati berbicara," nasihat Ani.

"Dulu kamu pernah bilang Nasrul lebih hebat segalanya darimu dialah pria pertama yang sekutu denganmu,levelnya bahkan melebihi dirimu," lanjut Ani, Anna semakin menangis.

"Anna aku hanya ingat kau dulu selalu berkata pria yang menikahimu harus lah yang melebihi dari dirimu dalam segala hal,dan kamu selalu bilang Nasrul adalah jawaban atas do'a-do'a dalam sholatmu, Pria itulah yang pantas menjadi imammu. Nah bukankah Nasrul memenuhi kriteria mu? kalau memang yang kau cari kecerdasan,kesuksesan,ketenaran,dan idealisme dari seorang pria yang melebihi dirimu,bukankah sekarang itu yang kau dapatkan Anna? suara lembut Ani menusuknya bagai sembilu.

Anna tergugu betapa angkuhnya ia dulu bahkan dalam do'a-do'anya betapa tinggi ia menentukan bagaimana pria yang boleh menjadi suaminya,beberapa kali lamaran yang ditawarkan kepadanya,namun dengan alasan istikharanya tidak memantapkan hatinya ia menolak dengan halus,Ann menunggu orang yang "lebih pantas" untuknya. Istikharahnya bukan wadah dialog Anna dengan Allah tetapi istikharahnya hanyalah sebuah ritual yang dijalani tanpa mengharap jawaban karena nafsu Anna lah yang menentukan jawabannya

Minggu, 26 Oktober 2008

Implementing mouse-over effects on VB6 forms

If you spend much time browsing the Web, you'll notice that some Web pages feature mouse-over effects. These effects change the appearance of a screen element when a user passes the mouse cursor over the element without clicking on it. When the user moves the mouse cursor, the element goes back to its original appearance.

Mouse-over effects can be an effective way to improve the visual appearance of your programs. In order to create mouse-over effects in VB6, you'll need to use the MouseMove event, which fires whenever the mouse cursor moves over a screen element. Here's what to do:

In the MouseMove event procedure for the control for which you're creating the mouse-over effect, put code that changes the font, color, or other aspects of the control's appearance.
In the MouseMove event procedure for the control's container (which is usually the form), place code that changes the control back to its normal appearance.
You may also want to save the control's default appearance when the form loads. This allows you to change its default appearance in the VB form editor without worrying about changing your code.

Here's an example that implements a mouse-over effect for a command button. In the form, at the module level, declare two variables to hold the control's default color and font size:
Private OrigColorAs Long
Private OrigSize As Integer
In the form's Load event procedure, load these variables with the control properties:

Private Sub Form_Load()
OrigColor = Command1.BackColor
OrigSize = Command1.Font.Size
End Sub
In the command button's MouseMove event procedure, change its appearance to the "over" state:

Private Sub Command1_MouseMove(Button As Integer, Shift As Integer, _
X As Single, Y As Single)
Command1.BackColor = vbRed
Command1.Font.Size = 14
End Sub
Finally, in the form's MouseMove event procedure, change the variables back to the default values:

Private Sub Form_MouseMove(Button As Integer, Shift As Integer, X As Single, _
Y As Single)
Command1.Font.Size = OrigSize
Command1.BackColor = OrigColor
End Sub

Sabtu, 25 Oktober 2008

Hasil Pemilihan Walikota Bogor

iseng-iseng aja deh bikin laporan hasil pemilihan Walikota Bogor khusus TPS 20 kecamatan Bogor Barat

Jumlah Daftar Pemilih: 462 orang
jumlah Pemilih : 296 orang
jumlah Golput : 166 orang

Suara untuk calon nomer urut 1 pasangan Syafei Bratasendjaja & Akik Darul Tahkik : 6 suara

Suara untuk calon nomer urut 2 pasangan Ki Gendeng Pamungkas & Ahmad Chusairi : 10 suara

Suara untuk calon nomer urut 3 pasangan Iis Supriatini & Ahani : 3 suara

Suara untuk calon nomer urut 4 pasangan Dody Rosadi & Erik Irawan : 22 suara

Suara untuk calon nomer urut 5 pasangan Diani Budiarto & Achmad Ru'yat : 242 suara

Total suara : 283 suara

Suara tidak sah : 13 suara

Kamis, 23 Oktober 2008

Blue Track


Produk tetikus generasi baru besutan Microsoft telah tiba dan seri produk baru ini sudah tidak lagi menggunakan laser. Tetikus Explorer baru adalah produk pertama yang menggunakan teknologi BlueTrack Microsoft yang dapat dipakai di hampir semua jenis permukaan mulai dari granit, kayu atau karpet (walaupun tetap tidak dapat dipakai di kaca atau permukaan-permukaan yang memiliki sifat cermin). MaximumPC yang menguji produk baru tersebut terkesan oleh akurasi, desain modern dan cahaya biru yang dipancarkan.

Microsoft mengatakan teknologi baru ini memiliki beberapa fitur:

* Teknologi BlueTrack: mengkombinasikan kekuatan optik dengan akurasi laser
* Dapat dipakai di banyak permukaan mulai dari granit, karpet hingga kayu
* Memiliki indikator baterai agar Anda tahu kapan harus mengisi ulang tetikus
* Teknologi nirkabel frekuensi 2,4GHz yang dapat bekerja dalam radius 10 meter
* Baterai dapat bertahan selama tiga minggu
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BlueTrack™ Technology
Microsoft BlueTrack Technology combines the power of optical with the precision of laser for remarkable tracking on more surfaces*.

Works on Virtually Any Surface
Allows your mouse to work on more surfaces—including granite, carpet, and rough-grain wood.

Easy Recharging
The battery status indicator tells you when a quick recharge is needed. The compact, stable recharging base is easy to use.

Snap-in Mini Transceiver for Portability
Reliable wireless on the go. Microsoft 2.4 GHz wireless and the snap-in minitransceiver deliver a reliable connection with up to a 30-foot range.

Sophisticated Design and Ergonomic Comfort
The glowing blue light effects and comfortable curved surfaces set your mouse apart.

2.4 GHz Wireless, 30 ft. Reliable Wireless Range
Control your computer from wherever you are with long-range wireless freedom.

3 Weeks Between Charges
The battery status indicator tells you when a quick recharge is needed, and the stable recharging base is easy to use.

Better Than Optical and Laser
Microsoft’s proprietary BlueTrack™ Technology works on more surfaces than both optical and laser mice**.

Blue Lighting Effects
Glowing blue light effects are part of Explorer’s noticeable, sophisticated design.

4-Way Scrolling
Scroll four ways for greater efficiency and comfort with Tilt Wheel Technology.

Rabu, 22 Oktober 2008

Lumba 3 Ekor Pontianak

Maka tersebutlah kisah perihal 3 ekor pontianak. Memasing nak nunjuk siapa yang paling terer. Mereka pun mengadakan sebuah pertandingan tunjuk sapa paling power. Pontianak yang paling muda diberi kesempatan untuk memulakan pertandingan. Lalu dia pun terbang secepat kilat, tak sampai 2 minit dah balik. Mukanya penuh dengan lumuran darah, dan menyeramkan.

Terus dia berkata : "Nkorang nampak kampung kat seberang bukit itu ?" Yang dua ekor pontianak tu ngangguk, "Iya, nampak. "Satu kampung tu itu...habiissss aku kerjakan!!!!"

Angin jugak dua ekor pontianak tu dengar keangkuhan pontianak muda. Kini giliran pontianak yg setengah abad tu pulak. Dia pun pergi sekelebat jugak, tak sampai 1 minit dah balik, mukanya juga penuh dengan cucuran darah.

"Nkorang nampak Bandar tu ?", katanya dengan muker yg kerek "Iya, nampak", yang dua ngangguk juga. "Satu bandar itu juga habiiissssss!!!", kata pontianak yg setengah abad sambil ketawa seram," ha ha ha hah".

Pontianak yang satunya lagi tambah panas, dia pun nak show off jugak. Dia pun tunjukk skill terbang cam kilat. Amat lah terperanjat nya dua sahabatnya, sebab tak sampai setengah minit dia dah balik, dengan penuh cucuran darah di mukanya...

Lalu pontianak yg 2 ekor tu berkata, "gilaa ahh dia ni tak sempat aku nak duduk dia dah balik, memang dia paling power". Sambil mengosok gosok idong nya pontianak tu pun berkata , "Nkorang nampak tembok batu tu ?"


"Nampak! Nampak!", kata yang 2 ekor tu...

"Err aku tadi tak nampak".

Senin, 20 Oktober 2008

Abu Ubaidah bin Jarrah R.A

Kepercayaan ummat

Tubuhnya kurus tinggi dan berjenggot tipis. Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam. Kualitasnya dapat kita ketahui melalui sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya setiap ummat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan ummat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah."
Kehidupan beliau tidak jauh berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya, diisi dengan pengorbanan dan perjuangan menegakkan Dien Islam. Hal itu tampak ketika beliau harus hijrah ke Ethiopia pada gelombang kedua demi menyelamatkan aqidahnya. Namun kemudian beliau balik kembali untuk menyeertai perjuangan Rasulullah SAW , mengikuti setiap peperangan sejak perang Badar.

Pada saat perang Uhud, lagi-lagi Abu Ubaidah menunjukkan kualitas keimanannya. Dalam kecamuk perang yang begitu dasyat, ia melihat ayahnya dalam barisan kaum musyrikin. Dan melihat kepongahan ayahnya, tanpa ragu lagi, ia mengayunkan pedangnya untuk menghabisi salah satu gembong Quraisy yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
Masih dalam perang Uhud, ketika pasukan muslimin kocar-kacir dan banyak yang lari meninggalkan pertempuran, justru Abu Ubaidah berlari untuk mendapati Nabinya tanpa takur sedikitpun terhadap banyaknya lawan dan rintangan. Demi didapati pipi Nabinya terluka, yaitu terhujamnya dua rantai besi penutup kepala beliau, segera ia berupaya mencabut rantai tersebut dari pipi Nabi SAW .

Abu Ubaidah mulai mencabut rantai tersebut dengan gigitan giginya. Rantai itupun akhirnya terlepas dari pipi Rasulullah SAW . Namun bersamaan dengan itu pula gigi seri Abu Ubaidah ikut terlepas dari tempatnya. Abu Ubaidah tidak jera. Diulanginya sekali lagi untuk mengigit rantai besi satunya yang masih menancap dipipi Rasulullah SAW hingga terlepas. Dan kali inipun harus juga diikuti dengan lepasnya gigi Abu Ubaidah sehingga dua gigi seri sahabat ini ompong karenanya. Sungguh, satu keberanian dan pengorbanan yang tak terperikan.

Sisi lain dari kehebatan sahabat yang satu ini adalah kezuhudannya. Ketika kekuasaan Islam telah meluas dan kekhalifahan dipimpin Umar r.a, Abu Ubaidah menjadi pemimpin didaerah Syria`. Saat Umar mengadakan kunjungan dan singgah dirumahnya, tak terlihat sesuatupun oleh Umar r.a kecuali pedang, perisai dan pelana tunggangannya. Umarpun lantas berujar,"Wahai sahabatku, mengapa engkau tidak mengambil sesuatu sebagaimana orang lain mengambilnya ?" Beliau menjawab, "
Wahai Amirul Mukminin, ini saja sudah cukup menyenangkan."

Lelaki mulia ini wafat ketika terjadi wabah penyakit tho`un di Syam. Selamat atasmu wahai Abu Ubaidah, semoga kami bisa meneladani perilakumu. Wallahu a`lam.
( Adaptasi dari Shifatu Shofwah : I/154 dll )
( Disarikan dari Shifatush Shofwah, Ibnu Jauzi dan Qishhshu An-Nisa Fi Al Qur`an Al-Karim, Jabir Asyyaal )
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Minggu, 19 Oktober 2008

Menerawang Akar Krisis Umat Manusia

Baca tuh di koran-koran….
daging naik sekilo tujuh puluh ribu…
cabe merah naik….
biaya Sekolah naik…..
bensin naik….
biaya angkot naik….
harga emas naik…
semua naik

----

Ocehan seorang tua yang nampak seperti sakit jiwa di depan stasiun Bulan-bulan Bekasi tadi pagi, sambil bersandar di tanda lalu lintas lintasan kereta api dengan mengacung-acungkan gulungan koran yang dibacanya.

====

Belakangan ini banyak manusia penghuni bola Bumi yang semata wayang ini lagi gonjang-ganjing perasaannya maupun pikirannya. Pasalnya adalah krisis keuangan yang menjalar bak gelombang Tsunami ke seluruh dunia. Sumbernya berasal dari negeri Paman Sam (Amerika Serikat). Walaupun sering disebut-sebut krisisnya di lantai bursa, toh tak luput kalau kita yang cuma bengong di depan TV atau melihat dengan serius pun ikut gonjang-ganjing pula. Meskipun sebatas pikrian dan perasaannya saja, apa yang terjadi disana sedikit banyak berpengaruh juga pada kita yang disini. Padahal boro-boro punya duit dollar, simpanan di bank juga mungkin habis lebaran ini sudah sampai tingkat minimum. Tapi namanya juga masih-manusia ada satu sifat dasar yang pokok yaitu rasa ingin tahu. Inipun berlaku pada krisis keuangan yang melanda dunia akhir-akhir ini.

Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi? Dimana sebenarnya akar krisisnya? Didalam sistem yang dijalankan yaitu sistem ekonomi kapitalis, praktek pelaksanaan operasionalnya (neo liberal), hukum-hukumnya, atau justru pada perilaku para aktor didalam sistem yaitu manusia? Nah kalau kita setidaknya tahu jawabannya dan cara mengatasinya bolehlah kita berkata “everything under control”.

Akar Krisis

Akar krisis umat manusia sebenarnya sudah lama diketahui yaitu bermuara pada akhlak dan perilaku manusia sendiri. Lebih dari 14 abad yang lalu seorang Nabi dan Rosul yang ummi pun menyadari hal ini sehingga ia pun menyampaikan misinya sebagai Juru Bicara Tuhan untuk memuliakan manusia dan akhlaknya yang mempunyai penyakit kronis untuk menjadi lalai sampai tercela hingga gila. Pandangannya untuk melaksanakan Misi Ilahiyah memuliakan akhlak manusia tidak sebatas kehidupan di dunia saja, namun menerobos batas psikologis dan fisik manusia dengan mengabarkan kehidupan di akhirat yang mempunyai kesejajaran dengan akhlak dan perilaku manusia di dunia. Ia seolah mengabarkan hukum keseimbangan antar alam :

Amaliah = - Pahala = Surga atau Neraka

yang dapat dimodifikasi secara terbatas menjadi hukum keseimbangan benda Newtonian

Aksi = - Reaksi

Hukum-hukum diatas adalah apa yang bisa kita cerna dalam sistem kehidupan sebagai makhluk berpikir dan berperasaan. Hukum dasar diatas menjadi bagian dari kenyataan hidup yang dapat diformulasikan dengan tatapikir jasmani maupun ruhani yang seimbang, dengan akal inderawi maupun fitiyah yang seimbang, dengan kesadaran sebagai suatu entitas bakal mati (fana) yang disebut makhluk ciptaan Tuhan. Akhlak manusia karena itu menjadi inti persoalan dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh manusia sejak dulu sampai dewasa ini, baik dalam skala individual, keluarga, komunal, maupun dalam lingkup yang lebih luas lagi sampai menyentuh dinding langit rumah kita bersama yang disebut pendiri CNN (Ted Turner) sebagai Global Village.

Al-Kursy

Krisis akhlak manusia secara individual dapat berakumulasi menjadi kecenderungan umum (trend) dan terefleksikan di setiap tingkatan kehidupan. Apa yang kita lihat sebagai krisis global saat ini sejatinya adalah refleksi dari krisis yang berakar dalam nafsu kita sendiri ketika kita menjalani kehidupan. Jadi, solusi setiap krisis sebenarnya sangat tergantung pada implementasi akhlak dan perilaku kita sendiri seperti diungkapkan pada kitab Al Qur’an kalau semua masalah manusia bermuara pada egosentrisme manusia sendiri. Karena itu pula dalam level praktis, Umat Islam diajarkan untuk membaca ayat al-Kursy (QS 2:255) karena ayat tersebut sejatinya mengandung hikmah tentang segala hal yang berhubungan dengan karakter manusia yang bisa jauh dari fitrah dasarnya hingga ia bisa menjelma jadi Syaiton dan Iblis.

Meskipun sangat gamblang, namun manusia nampaknya melalaikan dan mengabaikan fakta dan bukti kehidupan yang sangat penting ini sehingga tidak mengherankan kalau di setiap zaman permasalahan umat manusia sebenarnya itu-itu saja. Perbedaannya hanya dalam skala dan pengaruhnya karena mengikuti perkembangan budaya dan peradaban yang dialami manusia di ruang-waktu historisnya masing2.

Integralisme Di Global Village

Ketika Planet Bumi menjadi Global Village, dimana komunikasi dan jejaring kehidupan semakin kuat mengikat manusia dengan berbagai kepentingannya, maka kita melihat suatu dampak nyata bahwa antara satu masalah dengan masalah lainnya, antara satu krisis dengan krisis lainnya saling berhubungan. Krisis kejiwaan Osama bin Laden yang dibangun semasa Perang Afghanistan dan Soviet dgn mengatas namakan Islam berdampak dahsyat ketika ia melaksanakan niatnya untuk menghancurkan suatu negara yang dulu menjadi pelatih dan patronnya (AS). Demikian juga, krisis kejiwaan pada Presiden George Bush akibat aksi Osama bin Laden menunjukkan dampak yang nyata (anehnya justru Keluarga Bush dan bin Laden berbisnis bersama) pada kebijakan politik prakisnya yang berskala global. Krisis dan masalah justru semakin diperluas dan beringas ketika pemimpin dunia yang lainnya, entah solider atau memang punya kepentingan khusus, juga ikut-ikutan mengikuti gejolak nafsu Presiden Bush dengan kepentingan politik Anti Teroris-nya. Perang pun terjadi di Afganisthan, lantas berkembang ke Irak dan wilayah Timur Tengah bahkan ke bagian-bagian dunia lainnya yang mudah bergolak maupun yang tadinya adem ayem seperti di Bali. Entah disebut teroris atau bandit, pemerkosa hak atau penjajahan, normal atau psikopat, toh semua itu hanya sekedar labelisasi dan branding kebahasaan saja sebagai bukti nyata dan sah adanya ketidaksabilan jiwa dari pelaku-pelaku yang terlibat didalamnya. Baik telibat secara langsung, tidak langsung, sembunyi-sembunyi maupun emosional seperti masyarakat kebanyakan yang ikut-ikutan. Semua itu akhirnya bermuara pada benturan antara hawa nafsu dengan motif dan kepentingannya masing-masing yang dikira tersembunyi padahal sangat jelas dan gamblang kalau kita mau sejenak merenung lebih dalam menerawang isi hati dan nafsu kita sendiri.

Dunia pun menjadi lebih “mudah” membara dari sebelumnya ketika krisis bereskalasi menjadi konflik, dan menyebar menjadi wabah kematian. Baik kematian fisik maupun kematian jiwa sebagai manusia berakal. Di setiap zaman sampai sekarang barangkali sudah tidak tepat mengatakan “Tuhan sudah mati” seperti dikatakan Nietczhe tapi lebih cocok dikatakan kalau “banyak jiwa-jiwa manusia yang sudah mati” sehingga istilah manusia pun tidak merefleksikan dan mencitrakan pengertian luhur sebagai “makhluk yang menjadi citra Tuhan”, “Insana Fi Ahsaani taqwiim”, tapi menjadi manusia sebagai “binatang yang berpikir” atau “animale rationale’ seperti disinggung Mbah Plato 2500 tahun yang lalu. Jiwa manusia dalam keadaan yang mati akhirnya memang perlu dibangkitkan kembali kesadarannay, baik dalam tingkat kesadaran individual maupun komunal, sampai global dengan seruan-seruan dan tindakan-tindakan yang tentunya diharapkan menjadi ledakan big-bang baru untuk membangun realitas kehidupan baru yang lebih baik.

Angan-angan Kosong Beternak Uang

Kini kita hadapi krisis yang akarnya sama dengan krisis2 sebelumnya, karena memang merupakan hasil dari krisis2 manusia yg tak terselesaikan. Akumulasi krisis itu pun mencuat ke permukaan sebagai hasil dari kelalaian manusia ketika enggan membenahi cara ia hidup dan sistem kehidupannya. Krisis keuangan yang menggoyang AS menjalar bagai gelombang Tsunami Aceh mengelilingi dunia, atau bagai letusan Gunung Krakatau 125 tahun yang lalu (1883) yang asap debunya mengelilingi dunia 7 kali, dan tanpa ampun memporakporandakan pasar bursa banyak negara. Tidak di Barat maupun di Timur, di Selatan atau pun di Utara, masalah yang terjadi dari hasrat dan nafsu tamak manusia yg terjadi di Amerika Serikat untuk menikmati kesenangan dan “berangan kosong menjadi peternak uang bukannya ternak sapi beneran” dengan melakoni gaya hidup yang menurut Oprah disimpulkan sebagai “besar pasak daripada tiang” tiba-tiba meledak menjadi krisis keuangan yang menjurus ke krisis multi-dimensi di banyak negara. Lantas, gema ledakannya menjadi gelombang kejut yang sangat merusak, menjalar ke seluruh dunia, menggoyang lantai bursa, perusahaan-perusahaan, mengguncangkan jantung banyak manusia dan kemudian kembali menetap menjadi kondisi psikis manusia.

Baik di AS maupun di Indonesia, banyak dari kita untuk beberapa waktu sekarang ini seolah dieksitasi oleh gelombang kejut yang mendadak membuat hati kecut dan pikiran kusut. Letusan itu dimulai dari masalah sehari-hari yang dihadapi semua manusia yaitu ingin punya rumah. Caranya tentu dengan cara cicilan atau kredit. Namun, ketika setan-setan kredit memanipulasi tatacara yang benar dan sah, masalah berkembang menjadi kredit macet yang menjadi krisis keuangan. Tidak lama kemudian, krisis ekonomi mencuat di AS. Akhirnya masalah kredit rumah di AS yang semula sekedar riak gelombang hasrat manusia menjadi gelombang mengerikan. Itu baru terjadi di AS.

Tak lama kemudian, jika pihak2 yang berwenang maupun kita sendiri gagal untuk memahami krisis dan menanggulangi kerusakan akibat Big-Bang industri keuangan AS yang sudah bunting tua, masalah lain yang lebih dahsyat bisa muncul yaitu krisis ekonomi di banyak sektor kehidupan. Dan tidak lama kemudian, boleh jadi ketika ketidakstabilan jiwa para pemimpin dunia dan perumus kebijakan semakin parah, akan terjadi Proses Anti-Symetri yang mengguncangkan dunia dengan peperangan baru yang didasarkan atas kepentingan-kepentingan manusia yang dibuat-buat seolah nyata untuk mengatasi krisis. Padahal sama sekali bukan. Kita tentu tidak berharap kalau eskalasi krisis keuangan AS dan dunia berkembang ke jurang maut peperangan dengan dampak korateral yang tidak terbayangkan. Semua itu adalah Benturan Antar Kepentingan! Begitu Presiden Soekarno dulu menuliskan dunia pasca kolonialisme klasik di bukunya “Di Bawah Bendera Revolusi”. Dan semua itu adalah Benturan Hawa Nafsu! Begitu Nabi Muhammad SAW lebih dari 14 abad yang lalu menyiratkan masalah pokok kehidupan manusia. Dan hari ini masalah pokok Umat Mansia di dunia ternyata masih sama saja. Maka nampaknya ada kebenaran kita coba sejenak merenung aforisma tua yang dikenal di Timur Tengah sejak dulu bahwa “musuh terbesar manusia adalah nafsunya sendiri”.

Mesias

Dimasa krisis, setiap manusia sebenarnya mempunyai kepentingan untuk mengatasi krisis yang terjadi. Tentu saja saya tidak menyarankan Anda untuk mengaku-aku jadi nabi baru atau jadi Imam Mahdi atau Mesias atau jadi Ratu Adil dan nongol di televisi dengan urat mata melotot dan wajah kusut karena sakit jiwa dengan berteriak “punya obnat mujarab untuk mengatasi krisis”, lantas ditangkap polisi. Cukup dengan menyadari apa yang terjadi dan menyadari kemanusiaan kita dengan batasannya yang nyata maka eskalasi krisis sebenarnya dapat dibendung secara gradual dari diri kita sendiri dengan lahirnya kesadaran baru kita sebagai manusia, kehidupannya dan kebutuhan-kebutuhannya yang lebih optimal dan proporsional.

Saya memang menyarankan Anda menjadi Mesias, Imam Mahdi dan Ratu Adil bagi diri anda sendiri sehingga Anda bisa melahirkan fatwa dari qolbu Anda tentang apa yang benar dan salah dan bertindak tanpa mengabaikan saling-hubungan yang terjadi antara diri Anda sebagai individu maupun lingkungan sosial dimana Anda hidup. Caranya banyak. Misalnya dengan hidup lebih jujur, lebih dapat dipercaya, hemat dan proporsional ketika memenuhi kebutuhan hidup, menggunakan produk lokal dengan sadar bahwa hal ini penting bagi devisa dalam negeri, berbagi pengetahuan, lebih bekerjasama dalam mengatasi masalah, tidak mudah terkooptasi dengan informasi yang tidak jelas, banyak bertanya pada mereka yang memang mempunyai potensi untuk bisa memberikan saran untuk menemukan solusi mengatasi krisis, dan meluangkan waktu guna mencerna semua itu dengan penuh hikmah dan kesadaran baru yang lebih luas sampai Anda menemukan tindakan yang tepat bagi Anda saat ini (baik Anda saat ini hidup kekurangan, pas-pasan ataupun berlebihan).

Knowledge Base Society

Di zaman internet dimana pengetahuan sangat banyak dan membludak bagai hujan badai dari langit, sebenarnya setiap manusia dapat meraih dan menggunakan pengetahuan praktis untuk hidup lebih baik dalam tingkat potensi praktisnya masing-masing. Ini era Knowledge Base Society bung! Jadi, apa yang kurang saat ini ketika pengetahuan kebijakan maupun praktis bergelimang seolah tanpa harga kok manusia justru makin terpuruk kedalam kepanikan bahkan boleh jadi kejeblos lumpur keputusasaan ketika menghadapi suatu krisis? Jangan-jangan kita saat ini sebenarnya berkembang menjadi makhluk yang semakin PEMUAAALAS (kalau baca kata ini bayangkan Dian Sastro ngomong “Pemualasss” dengan bibirnya yang oke itu dimonyongkan, soale saya niru pengakuannya yang ditulis di blognya http://blog.diansastro.net) tanpa mau mempraktekkan pengetahuan yang ada bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Walhasil kita hari inipun condong menjadi makhluk konsumtif, tidak mandiri, egosentrik, manis-manja dan maunya serba instan saja sehingga mengabaikan semua petunjuk yang ada untuk mengatasi permasalahan2 yang “sering” terjadi.

Masalah yang terjadi saat ini, yang berhubungan langsung dengan salah satu instrumen kehidupan kita yaitu uang, memang perlu kita amati benar sebelum berdampak langsung dan membesar tak teratasi. Pencegahan memang perlu dan lebih setidaknya mesti lebih arif (dan tentu lebih bisa dinikmati sebagai intelectual exercise toh). Apalagi indikasinya jelas kalau cepat atau lambat krisis keuangan di AS akan menjadi krisis kita juga. Adalah keliru kalau kita mengabaikan informasi dan pengetahuan yang berkembang seolah-olah tidak berpengaruh dalam kehidupan kita. Meskipun secara fisik Amerika itu jauh dari Indonesia, atau katakan saja kita tak punya uang seperti orang Amerika, kehidupan kita hari ini sudah kompleks menjadi suatu jalinan yang rumit dengan umat manusia lainnya, dan satu sama lain, cepat atau lambat akan terkena dampaknya. Inilah fakta dari tamsil bagaimana manusia yang satu akan dipengaruhi oleh manusia lainnya ketika jejaring kehidupan manusia berkelindang bagai anyaman tikar yang mestinya bisa ditujukan untuk membangun kehidupan yang Rahmaatan Lil ‘Aalamin.

Peluang & Tantangan


Sekarang ini, bagi masyarakat Indonesia yang penting adalah sadar kalau krisis yang secara langsung kelak mempengaruhi nafsu perut kita telah terjadi di dunia. Dan kitapun tahu kalau krisis ini mungkin saja berkembang nendang kemana-mana dengan kemungkinan terburuk terjadinya peperangan antara pihak-pihak yang terkena krisis dan pihak yang sejak lama menjadi incaran untuk dilumpuhkan misalnya Iran yang tetap kekeuh dengan program nuklirnya.

Bagi Indonesia yang masih mempunyai banyak permasalahannya didalam, adanya krisis keuangan AS memang akan semakin memberatkan. Tapi, sebenarnya banyak peluang yang dapat dioptimalkan dalam situasi demikian. Tentunya bukan peluang dalam kesempitan orang lain atau kesusahan orang lain, tapi peluang untuk menengok kedalam dan melihat lebih jernih kalau sebenarnya banyak potensi yang kita punya masih belum optimal. Terutama potensi yang melibatkan kemampuan manusia Indonesia sendiri dengan sumber alamnya yang lalai dikelola dengan benar.

Peluang mengatasi krisis secara mandiri juga berpotensi untuk meruntuhkan emotional blocking yang sering membuat kita sendiri minder merasa jadi inlander dan sering mantuk2 didepan orang lain ketika mempunyai masalah. Krisis AS dan dunia Barat mestinya membuka mata bahwa barat yang hebat dan modern pun ternyata masih kena virus kebodohan akut yang bermuara dari kelalaiannya sendiri ketika membebaskan nafsu berbuat sesukanya tanpa kendali. Kebebasan ekspresi ala barat bukanlah sesuatu yang sempurna justru membangun neraka dunia (setidaknya sekarang merasa di neraka bagi yang terkena krisis langsung). Jadi, krisis di AS sebenarnya hanya bukti saja kalau mereka bukan bangsa super, mereka pun bukan super hero seperti yang sering dipertontonkan di film kartun atau pun film di bioskop2 yang mereka buat. Tidak ada Superman, Wonder Woman, Fantastic Four, Hellboys ataupun legiun super hero lainnya yang bakal muncul jadi Heroes. Mereka masih manusia juga yang doyan makan dan minum sembarangan, masih bisa lalai dan bodoh, bahkan menjadi dungu dengan angan-angan kosongnya menggembungkan kekayaan dan aset semu. Bagi saya mereka justru seperti penipu yang tertipu. Sistem ekonomi merekapun bukanlah sistem yang tidak tembus, malah cenderung banyak bolongnya sehingga predator-predator keuangan dengan mudah mencabik-cabik kenyamanan dan mempermainkan hidupnya.

Eskalasi Krisis

Eskalasi krisis yang nyata mungkin tidak berdampak langsung di Indonesia dalam jangka waktu dekat. Itu kata para ahli ekonomi. Tapi bagi saya, cepat atau lambat tidak ada bedanya. Malah saya melihat ancaman lain yang justru menjadi target utama sesungguhnya yaitu peperangan yang diciptakan diatas krisis yang sekarang sedang berlangsung. Masalah nuklir Iran yang sejak tahun lalu belum tuntas dan cenderung mengambang mungkin malah sengaja dibiarkan mulur-mungkret jadi pintu keluar kalau para pemimpin dunia ingin mengambil jalan pintas sekarep dewe.

Perdamaian dunia oleh tindakan masyarakat yang eling serta lembaga-lembaga dunia seperti PBB pun menjadi organisasi tanpa guna jika jalan pintas peperangan terjadi didalam kekacauan gelombang krisis keuangan. Diposisi yang mungkin kritis ini, barangkali Indonesia bisa juga berperanan banyak bagi dunia. Juga tokoh2 Indonesia yang diperhatikan pendapatnya sebagai representasi Bangsa Indonesia. Mungkin, ini saat yang tepat bagi tokoh-tokoh sepuh di Asia sekaliber Gus Dur (Nah, Gus kapan sampeyan berani maju keluar kandang jadi Peace-Maker Dunia? Mayan loh, sapa tau dapet hadiah Nobel Perdamaian), Mahatmir Muhammad, SBY dll. untuk lebih aktif mengingatkan pemimpin dunia yang kena krisis langsung, terutama negara2 G-7 maupun G-20 yang lagi kasak-kusuk mencari kunci solusi krisis, supaya tidak melenceng dari fokus mengatasi krisis yang terjadi tapi malah melenceng menjadi tindakan militer ke negara Iran yang masih bandel dan ngeyel dengan masalah nuklirnya dan sudah lama di incer2 untuk dilumpuhkan. Disamping itu, gerakan “World Peace Movement” juga nampaknya mesti segera bangun dari tidurnya dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih aktif dan nyata (terutama di negara2 yg terkena dampak langsung krisis) yang menyejukkan supaya pemimpin dunia yang selama ini diharapkan tindakannya tidak kehilangan kewarasannya.

Sabtu, 18 Oktober 2008

Pernikahan Gay pertama di Indonesia?!?!


Denpasar - Pasangan gay Belanda, Hendricus Johannes Deijkers dan Christianus Huijbregts, menyangkal melangsungkan pernikahan secara Hindu di Bali. Mereka mengaku sudah menikah di Belanda.

"Sudah lama sekali," kata Christianus Huijbregts pada detikcom, Kamis (16/10/2008).

Chris menuturkan, upacara yang mereka gelar Rabu kemarin bukanlah pernikahan. "Kita tidak menikah. Ini potong gigi. Di kartu undangan tidak ada kata menikah," katanya dengan bahasa Indonesia patah-patah. Dia juga menyesalkan adanya pemberitaan bahwa dia melangsungkan pernikahan secara Hindu.

"Saya hanya pindah agama Katolik ke Hindu," kata Chris.

Chris dan pasangannya sudah 7 tahun menetap di Bali. "Saya membeli rumah di Dusun Pupuan Sawah, Tabanan," ujarnya. Pasangan ini memutuskan pindah agama setelah mereka memiliki anak angkat, Ni Putu Trisnayanti.

Ni Putu Trisnayanti adalah cucu dari Ni Made Rasti. Rasti sendiri telah mengangkat Chris dan pasangannya sebagai anak angkat. "Jadi saya ingin masuk menjadi keluarga mereka," kata Chris yang mengaku telah pensiun dari pekerjaannya di Belanda ini.

Dia mengaku sudah diterima oleh warga setempat dan ikut bergotong royong dalam berbagai kegiatan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Denpasar - Dua gay Belanda, Hendricus Johannes Deijkers dan Christianus Huijbregts, dilaporkan menikah dengan menggunakan upacara Hindu. Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, Bali, Dewa Putu Sukadana, menyangkal informasi tersebut.

"Tidak ada pernikahan. Mereka hanya melakukan upacara perpindahan agama dari Katolik ke Hindu," ujar Sukadana pada detikcom, Kamis (16/10/2008).

Sukadana menuturkan, 2 bule itu memutuskan berganti agama setelah diangkat anak oleh Ni Made Rasti. Rasti menetap di Dusun Pupuan Sawah, Desa Pupuan Sawah, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan

Sukadana menuturkan, dalam proses perpindahan agama, 2 bule sepuh itu menjalani beberapa ritual, dimulai dari mecolong, yaitu upacara untuk anak yang baru lahir. Kemudian acara 3 bulanan, setelah itu acara 6 bulanan (otonan) dan setelah menginjak dewasa, mengikuti upacara potong gigi.

Mengapa 2 bule itu masuk agama Hindu? "Ini permintaan dari yang bersangkutan. Mereka sudah lama tinggal di Bali dan mengenal budaya Bali. Jadi mereka ingin menjadi orang Bali," ujar Sukadana.

Untuk memastikan upacara itu bukan upacara perkawinan, PHDI mengecek sesaji yang digunakan dalam upacara Rabu kemarin. "Setelah kami konfirmasi ke pemangku dan orang yang menjual banten/sesaji, tidak ada sesaji untuk upacara pernikahan," ujar Sukadana.

Setelah upacara itu, PHDI lalu mengeluarkan akte agama Hindu bagi 2 bule itu secara resmi.

Mengapa PHDI menerima mereka? "Agama Hindu sangat terbuka. Jika ada niat tanpa paksaan, kita akan memproses pemindahan agama," jawab Sukadana.

Tidak melihat status bahwa mereka adalah gay? "Kita tidak melihat status gay, status agama sebelumnya apa," demikian Sukadana.

Kantor berita Reuters Rabu kemarin melaporkan pasangan gay asal Belanda Hendricus Johannes Deijkers dan Christianus Huijbregts merayakan pesta pernikahannya di Desa Pupuan Sawah, Tabanan, Bali. Dilaporkan juga, mereka adalah pasangan pertama gay yang menikah dalam upacara pernikahan Hindu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
BALI GAY PARADISE ISLAND ??

The Balinese are Hindu/animist, unlike the rest of predominantly Muslim Indonesia. They are self-assured, genuinely friendly, curious, and always make time to chat. Some of your most memorable experiences will come from warm interaction with local folk. Everyone here seems to be an artist of some kind and daily offerings and rituals are a way of life. While men and women no longer wander about in innocent nakedness, you will certainly encounter unselfconsciousness at the morning and evening bathing hours at rivers, pools, and public baths (Balinese become invisible when they slip out of their sarong).

While Bali may be one of the most tolerant and gay-friendly destinations on the planet, you will not find much in the way of open gay lifestyle except in the touristic Kuta/Legian area. Open gays you encounter will usually come from neighboring islands. Many Balinese mythical figures celebrated in music and dance have androgynous characteristics. That, together with the high visibility of many gay visitors to the island and a quiet acceptance among the indigenous communities, mean that most Balinese are aware of homosexuality. However, for Balinese, marriage and the union of opposite genders is a requirement for their full participation in village life. That said, homosexuality is certainly not a serious matter or one requiring a moral judgement. Interestingly, murals in The Hall of Justice in the Taman Gili, which luridly depict the punishments of hell, represent a wide range of sins from incest and bestiality to gossiping and farting -- but no proscriptions against homosexuality are recorded.

Not surprisingly, Bali has been a famous haven for homosexuals, and a number of its renowned foreign residents lead comfortable, open lives here. Respected artists like Rudolf Bonnet, Donald Friend and, most famously, Walter Spies, all contributed to the thriving cultural synthesis that is Bali today. The spectacular kecak monkey chant, perceived by millions of tourists as a glimpse back in time to the "real" Bali, was actually re-choreographed by Spies, who combined several languishing performance traditions, increased the number of male performers, stripped them to loincloths, and set them in a circle around a central fire light.

On the topic of sex, it needs to be said that the Balinese are not especially given to going out and having a few drinks at a bar and getting picked up. These are people who believe you can go into full-fledged demonic possession at the sound of a gong, and being drunk is not a happy feeling for them. On the other hand, they are not shy about physical contact between people of the same gender. Friendly encounters may lead to a chance to get better acquainted, but you are likely to be disappointed if you arrive with the expectation of finding a holiday boyfriend. Knowing a little Indonesian, and the gentle art of teasing and flirting, will go a long way towards making friends.

The population of Bali is about 2.5 million (that's 100,000 Utopians).