Kamis, 19 Juni 2008

Membongkar Jaringan AKKBB (Bag.1)

Nama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) menjadi buah bibir setelah peristiwa rusuh di silang Monas pada hari ahad siang, 1 Juni 2008. Sebelumnya, aliansi ini sering kali diidentikan dengan gerakan pembelaan terhadap kelompok sesat Ahmadiyah, sebuah kelompok yang mengaku bagian dari Islam namun memiliki kitab suci Tadzkirah—bukan al-Qur’an—dan Rasul Mirza Ghulam Ahmad, bukan Rasulullah Muhammad SAW.

Jika menilik perjalanan historis dan ideologi kelompok sesat Ahmadiyah dengan AKKBB, maka akan bisa ditemukan benang merahnya, yakni permusuhan terhadap syariat Islam, pertemanan dengan kalangan Zionis, mengedepankan berbaik sangka terhadap non-Muslim dan mendahulukan kecurigaan terhadap kaum Muslimin.Ketika Ahmadiyah lahir di India, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan seruan agar umat Islam India taat dan tsiqah kepada penjajah Inggris, dan mengharamkan jihad melawan Inggris. Padahal saat itu, banyak sekali perwira-perwira tentara Inggris, para penentu kebijakannya, terdiri dari orang-orang Yahudi Inggris seperti Jenderal Allenby dan sebagainya. Dengan kata lain, seruan Ghulam Ahmad dini sesungguhnya mengusung kepentingan kaum Yahudi Inggris.

Bagaimana dengan AKKBB? Aliansi cair ini terdiri dari banyak organisasi, lembaga swadaya masyarakat, dan juga kelompok-kelompok “keagamaan”, termasuk kelompok sesat Ahmadiyah. Mereka yang tergabung dalam AKKBB adalah:

Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)

National Integration Movement (IIM)

The Wahid Institute

Kontras

LBH Jakarta

Jaingan Islam Kampus (JIK)

Jaringan Islam Liberal (JIL)

Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)

Generasi Muda Antar Iman (GMAI)

Institut Dian/Interfidei

Masyarakat Dialog Antar Agama

Komunitas Jatimulya

eLSAM

Lakpesdam NU

YLBHI

Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika

Lembaga Kajian Agama dan Jender

Pusaka Padang

Yayasan Tunas Muda Indonesia

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)

Crisis Center GKI

Persekutuan Gereja-gereeja Indonesia (PGI)

Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci)

Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)

Gerakan Ahmadiyah Indonesia

Tim Pembela Kebebasan Beragama

El Ai Em Ambon

Fatayat NU

Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta

Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali

Koalisi Perempuan Indonesia

Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya

Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta

Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo

SHEEP Yogyakarta Indonesia

Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya

Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya

LSM Adriani Poso

PRKP Poso

Komunitas Gereja Damai

Komunitas Gereja Sukapura

GAKTANA

Wahana Kebangsaan

Yayasan Tifa

Komunitas Penghayat

Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB

Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok

Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo

Crisis Center SAG Manado

LK3 Banjarmasin

Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar

Jaringan Antar Iman se-Sulawesi

Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin

PERCIK Salatiga

Sumatera Cultural Institut Medan

Muslim Institut Medan

PUSHAM UII Yogyakarta

Swabine Yasmine Flores-Ende

Komunitas Peradaban Aceh

Yayasan Jurnal Perempuan

AJI Damai Yogyakarta

Ashram Gandhi Puri Bali

Gerakan Nurani Ibu

Rumah Indonesia


Menurut data yang ada, AKKBB merupakan aliansi cair dari 64 organisasi, kelompok, dan lembaga swadaya masyarakat. Banyak, memang. Tapi kebanyakan merupakan organisasi ‘ladang tadah hujan’ yang bersifat insidental dan aktivitasnya tergantung ada ‘curah hujan’ atau tidak. Maksudnya, kelompok atau organisasi yang hanya dimaksudkan untuk menampung donasi dari sponsor asing, dan hanya bergerak jika ada dana keras yang tersedia.

Namun ada beberapa yang memang memiliki ideologi yang jelas dan bergerak di akar rumput. Walau demikian, yang terkenal hanya ada beberapa dan inilah yang menjadi motor penggerak utama dari aliansi besar ini.

Keseluruhan organisasi dan kelompok ini sebenarnya bisa disatukan dalam satu kata, yakni: Amerika. Kita tentu paham, Amerika adalah gudang dari isme-isme yang “aneh-aneh” seperti gerakan liberal, gerakan feminisme, HAM, Demokrasi, dan sebagainya. Ini tentu dalam tataran ide atau Das Sollen kata orang Jerman.

Namun dalam tataran faktual, yang terjadi di lapangan ternyata sebaliknya. Kalangan intelektual dunia paham bahwa negara yang paling anti demokrasi di dunia adalah Amerika, negara yang paling banyak melanggar HAM adalah Amerika, negara yang merestui pasangan gay dan lesbian menikah (di gereja pula!) atas nama liberalisme adalah Amerika, dan sebagainya. Dan kita tentu juga paham, ada satu istilah yang bisa menghimpun semua kebobrokkan Amerika sekarang ini: ZIONISME.

Bukan kebetulan jika banyak tokoh-tokoh AKKBB merupakan orang-orang yang merelakan dirinya menjadi pelayan kepentingan Zionisme Internasional. Sebut saja Abdurrahman Wahid, ikon Ghoyim Zionis Indonesia. Lalu ada Ulil Abshar Abdala dan kawan-kawannya di JIL, lalu Goenawan Muhammad yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Dan David Prize dan uang kontan senilai US$ 250, 000 di Tel Aviv (source: indolink.com), dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak anggota AKKBB yang telah mengunjungi Israel sambil menghujat gerakan Islam Indonesia di depan orang-orang Ziuonis Yahudi di sana.

Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Afghanistan, dan sebagainya.

Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.

Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti www.libforall.com , www.Islamlib.com dan lainnya.

Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.(bersambung/rz/eramuslim)



Tidak ada komentar: