Kamis, 17 Juli 2008

M. Natsir , Perdana Menteri yangTerlupakan


Para pejuang Islam punya andil besar bagi negeri ini. Mereka rela menguras tenaga, pikiran, harta bahkan darah dan air mata agar Indonesia bebas dari cengkeraman penjajah. Nampaknya, ini dipahami betul Pemerintah saat ini.

Jika tidak ada aral melintang, Pemerintah akan memberikan gelar pahlawan kepada sejumlah tokoh pergerakan Islam Indonesia. Presiden Susilo bambang Yudhoyono akan memberikan gelar tersebut pada acara peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2007 mendatang.

Salah satu pejuang Islam yang disebut-sebut akan mendapatkan gelar tersebut adalah Allahyarham Muhammad Natsir. Mantan Ketua Masyumi, unsur pimpinan PRRI dan Ketua Dewan Islamiyyah Indonesia (DDII) itu dianggap berjasa bagi bangsa dan negara ini.

Usaha mengukuhkan mantan perdana menteri Indonesia era Orde Lama itu memang sudah lama dilakukan, baik oleh ormas Islam, kerabat dekat maupun umat Islam umumnya. Bahkan di daerah asal M. Natsir, Sumatera Barat, upaya itu telah dilakukan sejak masa Orde Baru.

Salah satu lembaga yang getol memperjuangkan Natsir sebagai pahlawan nasional adalah Tim Tujuh Perjuangan Masyarakat Sumatera Barat. Untuk kepentingan ini, mereka telah menggelar diskusi intensif dengan berbagai pihak untuk menerima maksukan dari masyarakat tentang sosok yang diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Pada seminar nasional M Natsir pada tanggal 11 Agustus 2007 lalu di Padang, Sumatera Barat misalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Sumbar telah melalukan beberapa kali sidang pleno, lalu di tingkat pusat oleh Departemen Sosial. Hasilnya, mereka sepakat memprioritaskan M Natsir menjadi pahlawan nasional.
“Alhamdulillah, sebelum tanggal 10 November 2207 mendatang, insya Allah nama Pak Natsir akan disahkan manjadi pahlawan Nasional,” tutur H Bachtiar Kahar yang juga adalah Ketua Tim Tujuh Perjuangan Masyarakat Sumber, seperti dikutip harian Singgalang, Jumat (27/10).

Berbagai kelengkapan sebagai syarat pengajuan sebagai pahlawan nasional telah tuntas. Pengakuan dari pusat sendiri menyebutkan bahwa pak Natsir akan diprioritaskkan manjadi pahlawan nasional, hanya menunggu waktu pengumuman saja. “Masyarakat Sumbar boleh berbangga pada peringatan hari Pahlawan nanti karena nama Natsir sudah ada dalam buku Pahlawan Nasional,” tambah Bachtiar.

Pemerintah Kabupaten dan Kota pun tak tinggal diam, bahkan mereka telah mempersiapkan langkah berikutnya. Jika pemerintah resmi mengangkat M Natsir sebagai pahlawan nasional, Pemkot akan mengabdikan namanya pada salah satu ruas jalan dan nama gedung di daerah tersebut.

Sayangnya, hingga artikel ini ditulis pihak keluarga M Natsir belum dihubungi secara resmi oleh pemerintah.Menurut pengakuan pihak keluarga, mereka mendengar rencana pengajuan M Natsir sebagai pahlawan nasional sejak bulan Ramadhan lalu. Namun, keluarga belum mendapat konfirmasi resmi dari pemerintah. “Resminya kami belum dapat,” kata Asma Farida natsir, putri kandung M Natsir.

Bu Farida, demikian Ketua Bagian Muslimat DDII ini biasa dipanggil, membenarkan bahwa usulan pangajuan Pak Natsir sebagai pahlawan nasional bukan berasal dari keluarga, tapi dari masyarakat di daerah asal beliau. “Kami hanya memberikan data-data saja. Inisiatif datang dari masyarakat karena mereka berkepentingan,” ujarnya, sambil mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang mengusulkan M Natsir sebagai pahlawan nasional.

Penganugerahan gelar pahlawan nasional dari pemerintah kepada para pejuang Islam ini memang telah lama ditunggu-tunggu umat. Selain wujud apresiasi negara kepada mereka, pemberian gelar itu juga merupakan bentuk pengakuan kita akan jasa-jasa besar mereka terhadap negeri ini.

Ribuan lagi para pejuang Islam berjasa demi bangsa dan negara. Mereka berjuang tanpa pamrih. Karena itu, di hari Pahlawan ini, jangan pernah melupakan pengorbanan mereka. Akankah bangsa ini menjadi bangsa yang besar jika pejuang yang ikut menegakkan bangsa ini terlupakan? (infokito)

Tidak ada komentar: